Sampang, Bhirawa
Darurat terserang Campak di kabupaten Sampang, setidaknya ada 433 anak di Kabupaten Sampang dilaporkan terjangkit penyakit campak. Bahkan, satu di antaranya meninggal dunia setelah sempat menjalani pengobatan di Puskesmas.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Sampang Samsul Hidayat menyampaikan temuan jumlah anak yang mengidap campak terungkap berdasarkan laporan yang disampaikan masing-masing Puskesmas. Jumat (29/8/25)
Menurutnya, bertambahnya jumlah penderita penyakit campak tersebut disebabkan masih banyak yang tidak menjalani vaksin Measles-Rubella (MR). Sehingga, gampang terpapar bakteri yang bisa menyebabkan penyakit campak.
Dijelaskan, karena penyakit campak sudah marak, para orang tua disarankan lebih pandai mengenali gejala campak tersebut. Salah satu contoh gejala yang bisa diketahui jika anak terserang campak adalah mengalami demam disertai ruam atau bintik-bintik. “Jika ditemukan gejala-gejala seperti itu, hendaknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Sehingga, bisa segera dilakukan penanganan medis lebih lanjut,” ucapnya.
Ditambahkan, pihaknya terus berupaya untuk melakukan pencegahan penularan penyakit campak. Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan imunisasi secara masif dan merata. “Kami terus melakukan imunisasi dan menyasar sekolah-sekolah dan semua balita di posyandu,” katanya.
Samsul Hidayat menyatakan, pihaknya juga akan memanggil semua kepala puskesmas (Kapus) dan programmer se-Kabupaten Sampang. Sebab, penyakit campak tidak bisa dianggap remeh dan harus segera disikapi dengan serius. “Paling banyak penderita berdomisili di Kecamatan Camplong dan Karang Penang. Kalau di Kecamatan Camplong ada 115 penderita, sementara di Kecamatan Karang Penang ada 88 penderita,” ujarnya.
Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes KB Sampang Esti Utami menambahkan pasien balita yang meninggal dunia akibat campak sebelumnya berada dalam pemantauan Puskesmas terkait status gizi buruk yang dialami pasien. “Kondisi campak yang dialami pasien balita tersebut menjadi parah karena belum diimunisasi dan memiliki penyakit penyerta,” kata Esti.[lis.ca]


