31 C
Sidoarjo
Wednesday, December 17, 2025
spot_img

Luncurkan SFC SMAN 1 Tanggul Jember, Kadindik Harapkan Guru-Murid Manfaatkan Lab Alam


Dindik Jatim, Bhirawa
Sejak diluncurkan pada bulan Maret lalu, School Food Care (SFC) makin terlihat progresnya. Terhitung lebih dari 10 SMA Negeri di Jawa Timur telah meresmikan program ini. Salah satunya di SMAN 1 Tanggul Jember.

Program SFC di sekolah yang berlokasi di desa Patemon Kecamatan Tanggul, Jember ini, Kamis (21/8) diresmikan secara langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai. Dalam peresmian ini Aries berharap ada kolaborasi optimal guru-murid dalam meningkatkan kebermanfaatan laboratorium alam.

Selain meresmikan SFC, dalam kunjungannya Aries juga menekankan pentingnya pendidikan karakter yang harus dibentuk dilingkungan sekolah. Salah satu contoh bisa dimulai dengan hal terkecil seperti menjaga kebersihan, dan kerapihan lingkungan sekolah utamanya kelas.

“Pemerintah saat ini sudah menggagas Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH) untuk mengawali KBM (kegiatan belajar mengajar). Tapi saya sarankan alangkah baiknya setiap kegiatan atau aktifitas dimulai dengan menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan kelas. Ajak anak-anak untuk mencintai lingkungan sekolahnya dengan bersama-sama menjaga kebersihan dan kerapihan kelas. Saya yakin esok hari saat mereka masuk, semangat untuk menuntut ilmu akan terlihat. Kebiasaan ini harus menjadi budaya, baru kemudian lanjutkan dengan SAIH,” ujar Aries dalam paparan sambutannya.

Mantan Pj Wali Kota Batu ini juga memuji progres SMAN 1 Tanggul Jember yang cukup berkembang sejak terakhir kali pihaknya datang. Misalnya saja, lahan kosong yang disulap menjadi pembudidayaan tanaman dalam program SFC. Program ini, lanjut Aries, untuk ketahanan pangan sekolah. Sebab, pemerintah juga tengah menggalakakn ketahanan pangan.

Berita Terkait :  Potensi KIHT dan Wisata Kabupaten Probolinggo Tarik Investor Asal China

“SFC mengajarkan kita tentang pendidikan diluar KBM (kegiatan belajar mengajar. Misalnya saja mengajarkan mereka kemandirian, cinta lingkungan dan tahu tentang lingkungan. Karena SFC ini laboratorium alam yang memadukan berbagai bidang keilmuan seperti fisika kimia biologi,” jelasnya.

Kadindik kelahiran Makassar ini juga berpesan kepada para guru untuk membagi tugas para murid dalam mengurus SFC. Tak terkecuali juga membekali murid dengan keilmuan entreprenuer. Pasalnya setelah lulus tidak semua murid melanjutkan ke Perguruan tinggi.

“Ini salah satu ikhtiar kita agar lahan yang sudah dimanfaatkan untuk laboratorium alam dan ketahanan pangan tidak sia-sia. Jadi saya berharap bapak ibu guru produktif. Murid-murid juga produktif, ada kolaborasi antara guru murid untuk tingkatkan mutu kualitas pendidikan,” pungkas dia.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Tanggul Jember Marta Mila Sughesti mengungkapkan pada Desember tahun 2024 lalu, sekolah ditunjuk Dindik untuk menjalankan program School Food Care. Program ini dimaksudkan untuk mendukung program ketahanan pangan dilingkungan sekolah.

Dalam pelaksanaanya, tambah Martha, pihaknya memanfaatkan lahan kosong dibelakang gedung sekolah dari utara hingga selatan dengan luas 1/2 hektar. Tipikal tanah perbukitan menjadi tantangan pihaknya untuk melakukan cocok tanam.

“Butuh penanganan khusus untuk di rubah menjadi lahan produktif. Karenanya sebagai solusi kami juga gunakan cocok tanam dengan metode hidroponik, aeroponik dan menggunakan polybag,” jelasnya.

Sedangkan jenis tanaman yang dikelola meliputi sayur, kacang dan umbi umbian dengan masa panen lebih pendek di bawah 6 bulan. Martha juga mengaku program School Food Care masuk bagian dari kurikulum sekolah melalui P5, Dobel Trak dan PKWU.

Berita Terkait :  Mutasi Perwira di Polres Sampang, Kapolsek dan Kasubbagdalops

“Kita libatkan seluruh murid di setiap jenjang. Juga guru, karyawan dan komite untuk mengurus perkebunan sekolah,” tambahnya.

Untuk murid, Martha menyebut bersama guru mereka berperan untuk proses pemilihan tanaman yang cocok dengan tipikal lahan, juga jenis tanaman yang cepat panen bisa di olah dengan mudah dari bahan baku menjadi bahan olahan.

Hasil penjualan, imbuhnya akan digunakan untuk pembelian bibit baru dan perbaikan sanitasi air di sekitar lahan. “Tipe tanah di sekolah kami ini butuh penanganan khusus untuk sanitasi dan ini jujur tidak murah dengan area perbukitan apalagi jika musim hujan harus benarr benar di cek untuk sanitasinya,” tandasnya.

Martha berharap dengan program unggulan ini, pihaknya bisa memberikan keterampilan hidup kepada para murid tidak hanya berupa teori akademik saja. Namun, ilmu yang didapatkan juga bisa bermanfaat untuk murid dan masyarakat. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru