Bojonegoro, Bhirawa
Universitas Bojonegoro (Unigoro) bekerja sama dengan ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) melaksanakan kegiatan penanaman 1.300 bibit pohon di kawasan kaki Gunung Pandan, Desa Klino, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat (PPM) yang mengusung kampanye penghijauan di tiga wilayah, yakni Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Penanaman dilakukan bersama sejumlah pihak, termasuk Bupati Bojonegoro, perwakilan EMCL, Direktur Utama PT. ADS Bojonegoro, Direktur Perumda Air Minum, Kepala Perhutani Bojonegoro, Direktur IDFOS Indonesia, serta perangkat desa dan masyarakat setempat.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro, Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc., menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-TK) Unigoro Kelompok 21 yang tengah mengabdi di Desa Klino.
Menurutnya, kaki Gunung Pandan dipilih sebagai lokasi penanaman karena memiliki sumber daya air yang melimpah serta menjadi hulu dua Daerah Aliran Sungai (DAS) penting, yakni Sungai Gandong dan Sungai Tidu.
“Kawasan ini memiliki potensi konservasi tinggi karena banyaknya sumber mata air. Dengan menanam pohon di titik tangkapan air, kami berharap ada peningkatan debit dan kualitas air di masa depan,” ujarnya, Rabu (13/8).
Jenis bibit yang ditanam telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan warga. Untuk konservasi, ditanam pohon beringin, asam jawa, dan gayam. Sedangkan pohon produktif seperti alpukat, kopi, dan jeruk dipilih agar dapat dipanen dan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. “Seperti kopi, sudah terbukti bisa tumbuh baik di Klino. Jadi penanamannya memang berdasarkan kebutuhan dan kecocokan jenis tanaman dengan kondisi lahan,” imbuhnya.
Ke depan, Unigoro juga akan melakukan pemetaan lahan di wilayah Tuban sebagai tahap lanjutan kegiatan serupa. Pemetaan ini bertujuan memastikan lokasi penanaman yang tepat dan berdampak. Selain itu, Unigoro akan menerapkan pendekatan ilmiah melalui penghitungan sekuestrasi karbon untuk menilai seberapa besar karbon yang berhasil diserap dari kegiatan penghijauan.
“Dampak kegiatan seperti ini harus bisa diukur secara empiris. Dengan menghitung sekuestrasi karbon, semua pihak bisa mengetahui kontribusi riil dari setiap pohon yang ditanam terhadap lingkungan,” pungkasnya. [bas.wwn]


