25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Konferensi Patologi Veteriner Asia, Nobatkan Dekan FKH UB Best Oral Presenter


Kota Malang, Bhirawa
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) Drh. Dyah Ayu Oktavianie AP., M.Biotech., AP.Vet, meraih penghargaan Best Oral Presenter pada ajang internasional 11th Asian Society of Veterinary Pathology (ASVP) – 16th Malaysian Association of Veterinary Pathology (MAVP) Joint Conference. yang diselenggarakan di Sepang, Malaysia, belum lama ini.

Momen tersebut juga menjadi ajang pertemuan ilmuwan serta praktisi patologi veteriner dari seluruh Asia. Lebih dari 150 peserta hadir, terdiri dari peneliti, akademisi, mahasiswa pascasarjana, serta praktisi profesional.

Dalam konferensi ini, peserta dapat mempresentasikan karya ilmiah mereka dalam dua format: oral presentation dan poster presentation. Proses seleksi dilakukan secara ketat oleh scientific committee yang menilai kualitas penelitian, kebaruan inovasi, ketepatan metodologi, serta kemampuan penyampaian materi.

Dyah Ayu, menyampaikan materi dengan topik penelitian inovatif hasil kolaborasi lintas universitas dan negara.

Penelitian ini dilakukan bersama tim Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) yang melibatkan Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), serta mitra internasional dari Universiti Putra Malaysia (UPM). Proyek riset ini telah berlangsung sejak 2023 hingga 2024.

Metode ini juga dianggap sebagai terobosan karena mampu mengatasi keterbatasan terapi berbasis sel hidup (cell-based therapy) yang memerlukan fasilitas penyimpanan khusus serta berisiko mengalami penolakan tubuh. Penghargaan Best Oral Presenter yang diraih Dyah Ayu merupakan hasil dari penilaian dewan juri terhadap substansi penelitian, ketajaman analisis, serta keterampilan menyampaikan materi kepada audiens internasional.

Berita Terkait :  Pembangunan Unit Yankes Desa Masuk Prioritas KUA-PPAS Kota Batu 2026

Dyah menyebut, persaingannya sangat ketat. Karena Peserta berasal dari berbagai negara dengan riset yang sangat kuat. “Tantangannya adalah bagaimana menyampaikan penelitian secara jelas, ringkas, dan dapat dipahami oleh audiens dari latar belakang negara dan disiplin yang berbeda,” ungkap Dyah.

Apalagi ia juga harus membagi waktu antara tugas sebagai dekan dan persiapan intensif untuk ajang internasional ini. “Saya tetap menjalankan tanggung jawab administratif di fakultas sambil menyiapkan core points presentasi agar dapat tampil maksimal di forum internasional,” tambahnya.

Bagi dia, prestasi ini memiliki makna mendalam. Selain menjadi pengakuan terhadap kualitas riset yang dilakukan di FKH UB, penghargaan ini juga menjadi motivasi untuk terus mendorong kolaborasi penelitian lintas negara.

“Prestasi ini menjadi motivasi bagi diri saya pribadi dan juga bagi sivitas akademika UB untuk terus meningkatkan scientific thinking, memperluas jejaring riset, dan memperkuat publikasi internasional bereputasi tinggi,” ujarnya.

Menurutnya, capaian ini sejalan dengan prioritas Rektor UB untuk memperkuat kolaborasi internasional sebagai strategi peningkatan reputasi universitas menuju peringkat 500 besar dunia. Penelitian ini juga selaras dengan misi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya terkait inovasi kesehatan, kerja sama global, dan penguatan kapasitas riset di tingkat internasional. [mut.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru