Berkah perayaan hari Kemerdekaan Indonesia, telah menumbuhkan ekonomi kreatif usaha mikro, dan ultra mikro. Terutama penjahitan bendera merah-putih dengan berbagai ukuran, dan model. Permintaan bambu meningkat untuk tiang bendera. Sampai per-sewa-an pakaian adat sangat laris. Bahkan sudah dimulai gotongroyong menghias kampung dengan lampu penjor. Setiap daerah sibuk menyusun jadwal acara panggung seni, dan pertandingan olahraga rekreasi.
Setiap rumah tangga Indonesia dengan bangga meng-ongkosi Agustusan, sekaligus partisipasi aktif. Akhir pekan akan menjadi puncak persiapan hajat kolosal memperingati hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia (NKRI). Dimulai dari kerja bakti kebersihan, pemasangan bendera di setiap rumah, serta pemasangan lampur hias warna Cahaya merah-putih. Setiap kampung bagai diselimuti bendera merah-putih, dan gemerlap.
Tak kalah meriah dengan Fourth of July (4 Juli), hari Kemerdekaan Amerika Serikat, (Independence Day). Sepanjang bulan Agustus akan selalu menjadi periode paling meriah, pesta rakyat memperingati hari Kemerdekaan RI. Adat budaya permainan anak-anak, yang lama ditinggalkan, muncul kembali. Seluruh warga masyarakat dewasa, laki, perempuan, dan anak, akan terlibat kegiatan unik. Lebih unik lagi, karena juri turut jadi peserta lomba. Serta sebaliknya, peserta lomba menggantikan menjadi juri.
Peringatan Hari Kemerdekaan di Indonesia tergolong sakral, dan emosional. Wajar, karena kemerdekaan tidak “diberi” oleh penjajah. Melainkan direbut melalui peperangan dahsyat. Kalangan ulama (khususnya di seantero Jawa), men-deklarasikan Resolusi Jihad. Perang fi sabilillah melawan penjajah. Anggota Korps veteran dan laskar (yang tersisa) sudah mulai berkaca-kaca menitikkan air mata mengenang peristiwa perang perjuangan pada tahun 1945.
Angkat senjata dengan peralatan perang seadanya, dijalani perang cukup lama. Sampai kedaulatan (dan Proklamasi 17 Agustus 1945) diakui. Kemerdekaan RI baru diakui oleh pemerintah kolonial Belanda, pada 27 Desember 1949. Bahkan pemerintah Belanda zaman modern sekarang, baru saja mengakui Kemerdekaan RI bertanggal 17 Agustus 1945. Belanda memberikan pengakuan secara resmi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, pada Juni 2023 lalu.
Sebelumnya, 17 Agustus 1945 sebagai kemerdekaan Indonesia tidak pernah diakui secara resmi oleh Belanda. Belanda masih menggunakan tanggal 27 Desember 1949, yaitu tanggal penyerahan kedaulatan dan Belanda melepaskan klaimnya atas Indonesia. Perdana Menteri Belanda (periode tahun 2010 – 2024), Mark Rutte pada saat itu menyampaikan pengakuan Kemerdekaan RI dalam sesi debat parlemen Belanda yang membahas kajian dekolonisasi 1945-1950 (pada 14 Juni 2023).
Pernyataan Mark Rutte, sekaligus mengakui telah terjadi “kejahatan ekstrem.” Namun rakyat dan pemerintah Indonesia, meng-anggap pengakuan kedaulatan, dan permintaan maaf oleh Belanda, tidak penting benar. Seluruh dunia (dengan berbagai konvensi) niscaya mengutuk kejahatan ekstrem kolonialisme, sebagai “kejahatan perang.” Tak kalah kejam dengan Israel yang menggencarkan genosida terhadap bangsa Palestina, saat ini.
Tetapi negara (dan bangsa) beserta pemerintah Indonesia, telah jauh melompat ke pentas dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah berada di atas Belanda. Walau pendapatan per-kapita rakyat Indonesia, masih tergolong menengah ke bawah. Dengan tingkat kesejahteraan yang makin meningkat, perayaan haru Kemerdekaan RI akan makin semarak. Begitu pula pemerintah dengan segenap pejabat, bersama-sama rakyat Indonesia akan larut dalam sukacita.
Inilah persiapan menyongsong hari kemerdekaan negara bangsa Indonesia ke-80. Diperingati sebagai hari proklamasi, yang paling di-sakral-kan. Pemerintah memberi panduan tema mengobarkan semangat nasionalisme ditegaskan kembali. Yakni, “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”
Perayaan 17 Agustus 1945, dan pembukaan UUD, tidak boleh diubah. Karena akan menghadapi perlawanan seluruh rakyat yang rela bertaruh jiwa raga.
——— 000 ———


