Sisi Lain di Peringatan Hari Anak Nasional
Oleh:
Rachmat Caesar BS, Pemprov
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Sosial Jawa Timur (Dinsos Jatim) fasilitasi pemulangan 5 Orang Telantar (OT) Bersama orangtuanya korban penipuan asal Kota Lubuk Linggau dan Kabupaten Banyuwangi pada Senin (28/7/2025).
Mereka yang berhasil dipulangkan pada hari ini, diantaranya ada H (12), MR (7) dan RA (5) merupakan bocah asal Kota Lubuk Linggau, Provinsi Sumatera Selatan. Ketiga anak ini Bersama ibunya yang masih muda Bernama Halimah (28).
Menggantikan posisi kepala keluarga untuk anak-anaknya, Halimah yang ditinggal suaminya meninggal akibat tabrak lari berkeinginan memulai kehidupan barunya. Ia menikah lagi dengan seorang laki-laki pilihannya.
Ayah sambung untuk tiga orang anaknya ini, mengajak Halimah dan keluarga kecilnya ini untuk pergi ke Kalimantan Tengah. Guna bekerja sebagai buruh kebun kelapa sawit.
Namun, nasib sial menimpah Halimah, 1 bulan di perantauan dan jauh dari sanak keluarga ia malah ditinggalkan sang suami begitu saja tanpa alasan yang jelas. Namun ia tidak gentar, malah bertahan demi bisa menghidupi anak-anaknya di tengah kebun kelapa sawit.
“Nggak apa ditinggal suami begitu saja, asal anak saya bisa makan. Saya mencoba bertahan di sana selama 4 bulan, meskipun upahnya tidak cukup menghidupi anak-anak saya,” terang Halimah saat di assesmen oleh Suwartini Dwi Astuti, Pekerja Sosial Madya Dinsos Jatim.
Halimah sadar, ketiga anaknya semakin bertumbuh besar dan membutuhkan pendidikan yang layak. Namun apa daya, ia tidak bisa memberikan penghidupan yang seharusnya, terlebih anak pertama dan keduanya sudah waktunya sekolah.
Halimah pun memutuskan pulang ke daerah asal dengan meminta bantuan ke Polsek Sampit dan dirujuk ke Dinsos Kota Waringin Timur. Selama 4 hari mereka di rehabilitasi, lalu dirujuk ke Dinsos Jatim.
Hampir sama dengan cerita Halimah, seorang ibu telantar di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah bernama Dwi Cahyani (35) asal Desa Banjar Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur ,membawa kedua anaknya berinisial AS (9) dan AN (5).
Ia mengaku berkenalan melalui media social Facebook, dengan laki-laki berasal dari Semarang. Dwi di rayu untuk menikah dan akan menyekolahkan kedua anaknya. Ia tergiur dan rencana berangkat dari Banyuwangi ke Surabaya dengan bonceng dengan menggunakan motor matic.
“Sampai di Surabaya, saya dan anak-anak dibelikan tiket mau ke Semarang. Tpi HP, dompet dan motor dibawa sama dia. Ia beralasan kalo motornya mau dikirim lewat jasa kargo bareng dia dan ketemu di Semarang. Sampai semarang dia nggak muncul. Ternyata saya ditipu,” ungkapnya.
Perempuan dalam berbagai konteks, seringkali menjadi kelompok yang lebih rentan terhadap penipuan. Beberapa faktor yang menyebabkan kerentanan ini meliputi faktor ekonomi, sosial, dan psikologis. Di tambah lagi dengan adanya anak-anak yang juga ikut menjadi korban dalam permasalahan ini.
“Tidak menutup kemungkinan masalah seperti ini terjadi di sekitar kita, mirisnya masih ada korban lain, yaitu anak-anak. Dimana di momen masih dalam Hari Anak Nasional, seharusnya bisa melindungi anak kita bukan malah menjadi korban ketelantaran,” kata Dra Restu Novi Widiani MM, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dalam kesempatannya.
Saat ini masing-masing dari kedua ibu dan anak sudah melanjutkan perjalanan sesuai dengan ketentuan estafet dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur ke Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Sosial Dan Pemberdayaan Perempuan dan KB (DINSOSPPKB) Kabupaten Banyuwangi. [rac.gat]


