30 C
Sidoarjo
Sunday, December 7, 2025
spot_img

Masifkan Penjualan Beras SPHP, Bulog Jatim Pastikan Tak Edarkan Beras Oplosan



Surabaya, Bhirawa
Bulog Jawa Timur telah menegaskan bahwa seluruh produk beras yang disalurkan telah melalui mekanisme resmi dan tidak ada praktik oplosan di dalamnya. Hal ini disampaikan terkait isu dugaan pengoplosan beras yang mencuat di tengah masyarakat akibat naiknya harga beras.

“Di Bulog sendiri, kami tidak mengenal yang namanya beras oplosan. Semua beras kami, baik premium maupun SPHP, memiliki izin edar resmi dan telah dikemas dalam bentuk ritel,” terangnya Wakil Pimpinan Bulog Jatim, Cori Trisilawati, Senin (21/7).

Cori menambahkan seluruh beras Bulog telah melalui proses pengemasan di gudang resmi dalam kemasan 5 kilogram, sehingga tidak ada ruang bagi praktik pencampuran beras di luar ketentuan.

Selain itu, setiap merek yang disalurkan Bulog seperti Punokawan maupun Setra Ramos telah mengantongi izin edar dan sertifikat PSAT (Pangan Segar Asal Tumbuhan).

Wakil Pimpinan Bulog Jatim, Cori Trisilawati

“Kita semua ada komposisinya, ada izin edarnya. Misalnya, untuk merek Punokawan, kita punya izin edar sendiri. Begitu juga untuk Setra Ramos. Jadi tidak mungkin ada beras oplosan di sistem kami,” jelasnya.

Cori menegaskan bahwa distribusi beras Bulog tidak dilakukan melalui distributor besar, melainkan langsung ke pedagang pengecer, koperasi desa, serta toko-toko binaan pemerintah kabupaten/kota. Termasuk untuk program Gerakan Pangan Murah, pelaksanaannya tetap harus berdasarkan permintaan resmi dari pemerintah daerah.

“Aturan dari Kepala Bapanas, Bulog saat ini hanya menyalurkan ke pengecer, bukan ke distributor. Jadi semua jalur distribusinya diawasi ketat,” ujarnya.

Berita Terkait :  Aksi Unjuk Rasa Ditunda, Polisi Tangkap Provokator Berencana Buat Rusuh di Tulungagung

Sementara, isu pengoplosan beras mencuat seiring dengan kenaikan harga beras di sejumlah daerah. Namun, Cori memastikan Bulog Jatim tetap menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proses penyaluran komoditas strategis tersebut.

“Insya Allah, kami tidak ada masalah terkait hal itu,” pungkasnya.

Masifkan Peredaran Beras SPHP
Sementara, harga beras yang cederung melambung dan mahal di pasaran, membuat Bulog Tulungagung memasifkan penjualan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Beras tersebut dijual dengan harga Rp 60 ribu setiap kemasan 5 kg.

Pimpinan Cabang Bulog Tulungagung, Yonas Hariyadi Kurniawan, Senin (21/7), mengungkapkan penjualan beras SPHP dilakukan sejak minggu lalu.

“Kami menyediakan beras SPHP di beberapa titik seperti outlet Bulog, kantor cabang dan gudang Bulog,” ujarnya.

Selain itu, menurut dia, untuk penjualan beras SPHP dapat dibeli oleh masyarakat di acara gerakan pangan murah.

“Penyebaran beras SPHP sebenarnya fokus di gerakan pangan murah yang bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan. Juga di outlet-outlet BUMN yang ditunjuk seperti PT Pos Indonesia,” imbuhnya.

Yonas selanjutnya menyebut Bulog Tulungagung dalam tahun 2025 ini mengalokasikan penjualan beras SPHP sebanyak 9.000 ton untuk empat wilayah kerja Bulog Tulungagung. Yakni, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Bliitar, Kota Blitar dan Kabupaten Trenggalek.

“Jadi sampai tanggal 31 Desember 2025 kami mengalokasikan sebanyak 9.000 ton. Dan baru mulai menyalurkan pada minggu lalu,” paparnya.

Berita Terkait :  Jaksa Pengacara Negara Kejari Kota Madiun Sukses Selamatkan Aset KAI

Menjawab pertanyaan, Yonas membeberkan setiap outlet disediakan beras SPHP rata-rata sebanyak 500 kg sampai 1 ton.

“Tergantung animo masyarakat. Kalau memang ramai terus kami tambah,” tandasnya.

Sejauh ini, lanjut dia, animo masyarakat yang membeli beras SPHP cukup bagus. Apalagi, informasi terkait penjualan beras SPHP oleh Bulog belum menyebar secara masif pada masyarakat.

“Animo masyarakat lumayan bagus. Ini kan informasinya juga belum tersebar secara menyeluruh,” paparnya lagi.

Sementara itu, Khoir, salah seorang pembeli beras SPHP di Gudang Bulog Tulungagung di Ngujang menyatakan harga beras SPHP lebih murah dibanding beras serupa di pasaran.

“Sekarang beras medium di pasaran sudah Rp 13.500 per kilogram. Ada juga yang Rp 14.000 per kilogram,” katanya.

Ia rela datang ke Gudang Bulog untuk membeli beras SPHP karena memang harganya yang murah. Meski dibatasi per orang hanya bisa beli 10 kg atau dua kemasan.

“Tidak apa-apa hanya bisa beli dua kemasan 5 kg. Harganya kan murah dibanding di pasaran. Di sini (Gudang Bulog) harganya Rp 12.000 per kg,” pungkasnya lantas tersenyum. [riq.wed.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru