WBP Lapas Tulungagung saat membuat alas sapi unggulan dari bahan sabut kelapa.
Tulungagung, Bhirawa
Warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tulungagung terus melakukan inovasi dan berkreasi. Saat ini mereka pun mampu membuat alas sapi unggulan dari sabut kelapa.
Inovasi ramah lingkungan yang memberikan keterampilan dan harapan baru bagi WBP ini diinisiasi Lapas Tulungagung bekerjasama dengan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kabupaten Malang.
āInisiatif alas sapi dari sabut kelapa membuktikan bahwa Lapas Tulungagung bukan hanya tempat pembinaan, tetapi juga pusat inovasi yang peduli lingkungan dan masa depan,ā ujar Kepala Lapas Kelas IIB Tulungagung, Maāruf Prasetyo Hadianto, Rabu (16/7).
Ia menyebut pembuatan alas sapi oleh warga binaan adalah kisah tentang bagaimana keterbatasan bisa melahirkan kreativitas dan bagaimana sebuah limbah sederhana bisa diubah menjadi produk bernilai.
āDan ini tentunya membawa manfaat bagi banyak pihak,ā sambungnya.
Kalapas Maāruf selanjutnya menyatakan kemitraan strategis dengan BBIB Singosari berawal dari kebutuhan akan alas sapi yang higienis dan nyaman bagi ternak. Khususnya di lingkungan peternakan modern.
Lapas Tulungagung, dengan potensi sumber daya manusia yang tersedia, melihat peluang untuk berkontribusi. Sabut kelapa, yang dulunya sering dianggap sebatas limbah, kini diolah dengan tangan-tangan terampil warga binaan di Lapas Tulungagung.
Prosesnya dimulai dari pengeringan sabut, kemudian dipilah dan diproses menjadi serat-serat halus atau potongan-potongan kecil yang siap digunakan sebagai alas kandang.
āIni adalah bukti nyata bagaimana sebuah bahan alami yang melimpah di wilayah seperti Tulungagung bisa dimanfaatkan secara optimal,ā tutur Kalapas Maāruf.
Lebih lanjut mantan Kalapas Pasuruan ini menyatakan kolaborasi antara Lapas Tulungagung dan BBIB Singosari dalam pembuatan alas sapi menunjukkan sinergi positif antara instansi pemasyarakatan dan lembaga teknis di bawah Kementerian Pertanian dalam mendorong pembangunan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya guna. Terlebih produk alas sapi hasil karya warga binaan Lapas Tulungagung kini juga mulai dimanfaatkan oleh BBIB Singosari dan mendapat respons positif berkat kualitas dan daya tahannya.
āMelalui sinergi antara Lapas Tulungagung dan BBIB Singosari, diharapkan produk alas sapi ini dapat terus berkembang, tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga merambah pasar yang lebih luas,ā pungkasnya. (wed.hel)


