Normalisasi sungai di wilayah Desa Pujiharjo, Kec Tirtoyudo, Kab Malang saat dilakukan pengerukan sungai dengan menggunakan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Kabupaten Malang, pada beberapa tahun lalu. foto: cahyono/Bhirawa.
Kab Malang, Bhirawa.
Curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Malang, hal ini membuat sebagian sungai di wilayah Kabupaten Malang mengalami pendangkalan Sungai. Sehingga diperlukan normalisasi atau pengerukan sungai. Karena dengan adanya pendangkalan sungai, berdampak akan terjadi banjir disebabkan air sungai meluap yang tidak mampu menampung air hujan.
Menurut, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan, Minggu (13/7), kepada wartawan, ada empat sungai yang harus dilakukan normalisasi. Namun ada dua sungai yang belum dilakukan normalisasi, yakni Sungai Glidik di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading dan Sungai Panguluran yang mengalir melintasi Desa Sitiarjo dan Kedungbanteng, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sehingga kondisi kedua sungai itu sangat dangkal dan rawan terjadi banjir.
Sementara, lanjut dia, khusus di Sungai Glidik, hal ini merupakan aliran lahar dingin yang keluar dari Gunung Semeru. Sehingga banyak material gunung yang terbawa arus air sampai ke bawah, tentunya dibutuhkan normalisasi, yang saat masih dalam proses pengerukan sungai. “Normalisasi sungai itu guna untuk mengantisipasi terjadi banjir, yang bisa menyebabkan bencana banjir. Dan ketika air sungai meluap, secara otomatis air sungai akan menggenangi rumah warga di sekitar Sungai,” tuturnya.
Hal ini juga dibenarkan, Camat Tirtoyudo Joanico Da Costa, bahwa di wilayahnya juga sudah mulai proses dilakukan normalisasi sungai, yakni di sungai yang berada di wilayah Desa Pujiharjo dan Desa Purwodadi. Sedangkan dalam normalisasi sungai tersebut dengan menggunakan satu alat berat ekskavator untuk mengangkut material sungai yang menyebabkan banjir, pada 22 Mei dan 13 Juni 2025. Dan pengerukan sungai itu telah mengangkat material berupa pasir dan batu. “Kedalaman pengerukan menyesuaikan pada perbedaan topografi di masing-masing Sungai,” terangnya.
Dia menjelaskan, pekerja telah berhasil mengeruk sepanjang 1 kilometer, yang rencananya juga ada dua sungai di wilayah Kecamatan Tirtoyudo akan dikeruk dengan panjang yang berbeda. Seperti Sungai Sat akan dikeruk sepanjang 1 kilometer. Sedangkan di Tundo sepanjang 2 kilometer. Sementara, lama pekerjaan normalisasi belum bisa dipastikan, karena ekskavator hanya satu. Dan nanti jika sudah selesai di Desa Purwodadi bisa beralih ke Desa Pujiharjo. “Sungai di wilayah Kecamatan Tirtoyuso dilakukan pengerukan, karena saat itu telah banjir yang disebabkan air sungai meluap akibat pendangkalan.
“Bencana banjir yang terjadi saat itu telah mengakibatkan 156 rumah tergenang air, dan mengakibat tanggul sungai dan jembatan rusak. Dan untuk mengantisipasi terjadinya banjir kembali, maka diperlukan normalisasi sungai,” tutur Joanico. (cyn.hel).


