Nyono
Rencana operasional kapal cepat dengan rute Banyuwangi-Denpasar pada Juli 2025 ini masih menunggu kesiapan Pemerintah Kota Denpasar.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jatim, Nyono menyebut terkait Kapal Cepat Banyuwangi -Denpasar di sisi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim sudah siap dalam realisasinya, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar masih perlu banyak persiapan dalam realisasinya.
“Kalau dari Jawa Timur sudah oke, tidak ada masalah. Cuma dari Bali, dengan pernyataan seperti itu Kadishub Kota Denpasar, mereka masih mempersiapkan segala sesuatunya,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Jatim, Nyono usai menghadiri upacara Hari Bhayangkara ke-79 di Mapolda Jatim, Selasa (1/7).
Dijelaskannya, persiapan tersebut di antaranya terkait angkutan daratnya, impact atau dampak terhadap lonjakan penumpang ketika turun atau naik di Dermaga Serangan, Denpasar, Bali. Sehingga menurut Kadishub Denpasar akan dikonsolidasikan terkait impact angkutan daratnya.
Kalau dermaganya, lanjut Nyono, tidak ada masalah. Namun dari sana (Dishub Denpasar) terkait angkutan daratnya itu butuh, karena lahannya kecil dan butuh pengaturan public transportnya dan angkutan sewanya. Terkait itu, pihaknya akan diundang rapat dengan Wali Kota Denpasar bersama Kadishub Denpasar.
“Kalau semuanya lancar, Insya Allah akan kita launching, mungkin pertengahan atau akhir Juli 2025 mudah-mudahan. Tentunya kalau ini tidak ada kendala dengan Denpasar. Kalau kita oke, tidak ada masalah,” terang Nyono.
Disinggung terkait tidak adakah komunikasi dalam hal urusan ini, Nyono mengaku melaporkan rencana terkait kapal cepat ini kepada Gubernur Jatim, yang kebetulan ada acara di Banyuwangi. Mungkin rencana itu dianggap atau oleh masyarakat di sana sangat dinantikan program ini.
“Kami, dari sisi Jawa Timur sudah siap dan tidak ada masalah. Dermaga Banyuwangi sudah siap, bahkan Kalau tidak salah kapal cepatnya sudah ready di sana,” ucap Nyono.
Nah, waktu itu, sambung Nyono, belum koordinasi dengan pihak Denpasar. Tapi program teresbut sudah di Blow Up oleh teman-teman di sana, dimana saat itu juga diikuti oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. Sehingga, yang “kepotokan” itu Denpasar.
Tapi, Nyono menegaskan bahwa saat itu yang disampaikan adalah rencana, bukan a play. Namun, antusias dan keinginan masyarakat sangat tinggi untuk program ini dilaksanakan, karena sangat murah dan waktunya cepat dibanding Ketapang-Gilimanuk.
“Mudah-mudahan tanpa mengurangi persoalan sana sini, kita jalan terus dan difasilitasi Wali Kota Denpasar. Sehingga program ini jalan,” tutupnya. [bed.gat]


