28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Impor Sapi, Realistis

Pemerintah membuka keran impor sebesar-besarnya indukan sapi perah, dan pedaging. Sangat realistis, karena daging dan susu, masih sangat bergantung pada impor. Produk dalam negeri hanya sekitar 20% konsumsi susu nasional. Serta sekitar 55% produk daging dalam negeri. Impor indukan sapi sebanyak 1.600 ekor, sudah tiba di pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo. Impor sapi indukan wajib bisa mendongkrak Nilai Tukar Peternak, setelah terguncang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Peternak produksi, dan perdagangan susu segar, juga baru saja melepas kegelisahan, karena ditolak pabrik susu. Industri Pengolahan Susu (IPS) masih sering menolak susu dari peternak, secara tiba-tiba. Beralasan sedang perbaikan mesin. Membuat kelabakan koperasi susu. Bahkan pernah terjadi peternak membuang susu ke sawah. Juga demo “mandi susu,” (sebagai aksi protes) karena pengurangan kuota IPS. Sehingga susu yang disetor peternak menumpuk di koperasi.

Konon saat itu (November 2024) harga susu global sedang turun. Sehingga IPS memilih impor. Penolakan setoran susu, sangat ironis. Karena total produksi peternak lokal hanya sekitar 19% kebutuhan nasional. Maka wajar terjadi aksi yang dilakukan ekosistem per-susu-an di Pasuruan, Jawa Timur, dan Boyolali (Jawa Tengah), membuang susu segar sekitar 50 ribu liter. Niscaya mengancam ketersediaan susu, akan semakin bergantung impor sampai 90%! Pemerintah patut waspada, penolakan produk susu lokal sebagai “sabotase” program makan siang bergizi.

Berita Terkait :  Hukum Wasit "Nakal"

Aksi buang susu memperoleh respons cepat Presiden Prabowo Subianto, memerintahkan IPS menerima seluruh susu dari peternak lokal. Sembari menunda realisasi impor. Kelompok peternak, koperasi, dan pengepul susu, diminta melapor manakala setoran susu lokal ditolak IPS. Nasib peternak sapi perah patut dipedulikan, sebagai upaya kebangkitan, setelah terguncang PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).

Saat ini kebutuhan nasional mencapai 4,3 juta ton per-tahun. Tergolong rendah disbanding jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai 282 juta jiwa. Konsumsi susu per-kapita ditaksir masih sekitar 16,5 kilogram per-tahun. Berarti hanya setara 45 gram (kurang dari 0,043 liter) per-hari! Berarti hanya kadang-kadang saja minum susu. Sekitar 4 kali sebulan, segelas susu. Di Thailand konsumsi susu mencapai 26 kilogram per-tahun. Vietnam mencapai 40 kilogram.

Produksi susu lokal, selingkup nasional mencapai 837 ribu ton. Hanya setara 19% kebutuhan nasional. Kekurangannya (81%) ditutup dari suplai impor. Mulai tahun 2025, program makan siang bergizi, pasti menambah kebutuhan susu. Program Maka kuota impor susu pasti bertambah. Berdasar penjejakan BPS (Badan Pusat Statistik) impor susu menunjukkan tren pertambahan sebesar 21% per-tahun.

Impor pada tahun 2024, juga menunjukkan tren pertambahan sebesar 21%. Pada Juli 2024 nilai impor sebesar US$ 77,97 juta. Pada Agustus mencapai US$ 94,49 juta (setara Rp 3,044 trilyun). Setahun bisa sekitar Rp 37 trilyun. Jika nilai impor bisa dialihkan pada peternak lokal, bisa membuka peluang kerja di sektor peternakan (yang padat karya). Serta pekerja di pabrik susu, dan koperasi.

Berita Terkait :  Dangartap III/Sby Bangga Prajurit Yonif 527/BY Amankan Perbatasan RI-PNG

Memahami kebutuhan yang tidak sebanding dengan ketersediaan sapi perah, Kementerian Pertanian berencana mendatangkan lebih 2 juta ekor sapi perah. Impor diperoleh dari Australia, Selandia Baru, Brasil, dan Amerika Serikat. Namun harus dicermati seksama, perbedaan iklim, dan cuaca harian di Indonesia. Bisa jadi harus ditempuh trial, dengan pengamatan veteriner. Terutama rekomendasi WOAH (World Organisation for Animal Health).

Negara “wajib hadir” melindungi peternak, sekaligus meng-aman-kan tataniaga. Terdapat mandatory berdasar UU Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Impor sapi (perah dan pedaging) tergolong mandatory.

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru