Oleh:
Tun Ahmad Gazali
Pensiunan PNS Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Coba bayangkan, ada seorang anak muda dari pelosok Jawa Timur yang sehari-hari belajar otomotif di SMK, tiba-tiba diberi kesempatan kuliah di Korea Selatan, negara yang selama ini hanya ia kenal lewat drama dan teknologi mutakhir. Mungkinkah itu benar terjadi? Sementara itu sejak 9 Mei 1996, Provinsi Jawa Timur telah menjalin kerjasama Sister Province dengan Provinsi Gyeongsangnam-do, Korea Selatan. Kerja sama ini mencakup berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan pelatihan.
Semakin terbukanya hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan membuka peluang lebar bagi anak muda Jawa Timur untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke negeri ginseng. Tak hanya soal beasiswa, tetapi juga jejaring global, kemajuan teknologi, dan budaya inovatif yang ditawarkan Korea Selatan menjadi daya tarik tersendiri. Cahaya harapan kembali datang dari Negeri Ginseng untuk anak-anak muda Jawa Timur. Sebuah pintu emas diharapkan terbuka lebar, menyambut lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk belajar langsung di Korea Selatan tanpa biaya kuliah. Saat ini ini masih bagai mimpi,meskipun beberapa kecil sudah jadi kenyataan.
Mencermati kunjungan Rektor Noh Young Sik dari Namhae University ke Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bbeberapa waktu lalu, sebuah kabar menggembirakan pun hadir. Dalam pertemuan strategis itu, Universitas Gyeongnam Namhae, salah satu kampus vokasi negeri di Korea Selatan, menawarkan program kuliah GRATIS selama dua tahun penuh bagi 20 lulusan SMK di Jawa Timur. Meskipun itu adalah masih pertemuan awal ini untuk membangun kemitraan strategis di bidang pendidikan vokasi dan akademik tetapi tentu itu sudah merupakan langkah awal membuka gerbang kolaborasi internasional dalam mempererat hubungan persahabatan, membangun komunikasi dan memperluas jejaring kerja sama internasional sekaligus penjajakan peluang kolaborasi di masa depan antara Jawa Timur dan Korea Selatan.
Hal itu tentu kabar menggembirakan. Sebuah universitas vokasi terkemuka di Korea Selatan, Namhae University, datang langsung ke Jawa Timur dan menyatakan siap memberikan beasiswa kuliah gratis untuk 20 lulusan SMK yang merupakan salah satu bagian dari hasil hubungan kerja sama resmi yang sudah dibangun sejak tahun 1996 antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Gyeongsangnam-do, Korea Selatan.
Bagi banyak orang, bisa jadi ini mungkin terdengar seperti angan-angan. Tapi mari kita lihat lebih dekat: apakah ini benar-benar peluang nyata, atau sekadar ilusi sesaat?
Program yang ditawarkan adalah kesempatan langka untuk berkuliah gratis di jurusan unggulan seperti perkapalan dan penerbangan, dua bidang yang sangat relevan dengan kebutuhan industri global. Lebih dari sekadar bebas biaya kuliah, mahasiswa juga akan berada di lingkungan teknologi tinggi, belajar langsung dari para ahli, dan membangun jejaring internasional.
Menurut Rektor Namhae University, Noh Young Sik, “Kami ingin membangun jembatan pendidikan antara Korea dan Indonesia, khususnya Jawa Timur.” Sebuah pernyataan yang menunjukkan keseriusan mereka. Bahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, melalui Dinas Pendidikan yang dipimpin Aries Agung Paewai, menyambut baik program ini.
Program ini menargetkan lulusan SMK dengan minat kuat di bidang teknik dan vokasi. Tapi jangan salah, masuk ke program ini tidak semudah mendaftar biasa. Tentu saja Bahasa Korea atau Inggris menjadi syarat utama. Kemampuan akademik, kesiapan mental, dan dukungan keluarga juga menjadi faktor penting. Selain itu, meskipun biaya kuliah ditanggung, biaya hidup dan keperluan lainnya untuk akomodasi, makanan, dan transportasi di Korea Selatan tetap menjadi tantangan besar. Tanpa perencanaan yang matang, beasiswa ini bisa jadi tidak terjangkau oleh siswa dari keluarga sederhana.
Apakah program ini akan mungkin terwujud? Ada beberapa hal yang menurut Penulis harus diperjuangkan nyata dalam waktu dekat, antara lain komitmen Pemerintah Daerah khususnya oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk aktif menjembatan-lanjuti kerja sama ini dan mulai mempersiapkan regulasi serta dukungan teknis; Mewadah-lanjuti antusiasme siswa SMK terutama yang berminatdi jurusan mesin, kelistrikan, dan aviasi. Dan dengan memperhatikan kualitas Sistem Pendidikan Vokasi di Korea yang sangat terhubung dengan dunia industri dimana nantinya “Arek-Arek Nom” Jawa Timur ini akan langsung praktik dan siap kerja maka dengan lebih mengaktif-tindaklanjuti Hubungan Bilateral yang Kuat antara Indonesia dan Korea terutama bidang kerja sama pendidikan dan budaya yang erat maka program ini bisa benar terwujud dan bisa pula mendukung tercapainya Visi “Indonesia Emas 2045” yang mendorong penciptaan SDM unggul dan kompetitif secara global.
Tetapi, jangan buru-buru bersorak. Tantangan di balik peluang ini juga tidak sedikit, antara lain banyak siswa belum memiliki kemampuan berbahasa Korea (TOPIK) atau Inggris yang cukup, beban biaya hidup di Korea bisa sangat tinggi bila tanpa subsidi tambahan, Program ini baru dikenal di SMK unggulan di kota besar, belum menjangkau pelosok, tidak semua SMK siap mempersiapkan dokumen dan pembinaan untuk studi internasional serta mempertimbangkan Program hanya tersedia untuk 20 orang pada tahap awal.
Jadi, apakah kuliah di Korea untuk lulusan SMK Jawa Timur hanya ilusi? Jawabannya adalah Tidak. Layar sudah terkembang, pantang surut kebelakang. Ini bukan mimpi. ITak ada yang tak mungkin di dunia ini. Ini adalah peluang nyata. Dan peluang ini tidak akan menjadi kenyataan bila tidak ada keseriusan untuk menyambut dan mempersiapkannya. Kita tidak boleh hanya menjadi penonton dari kerja sama yang sudah kita bangun sejak puluhan tahun lalu.
Jika Pemerintah Provinsi bersama Pemerintah Kabupaten/Kota, sekolah, orang tua, dan dunia industri bergerak dalam suatu sinergi dan kolaborasi bersama, tantangan ini bisa diatasi dengan beberapa langkah konkret seperti antara lain penyediaan kelas bahasa Korea intensif, memberdayakan Alumni Indonesia-Korea yang berasal dari Jawa Timur untuk menjadi mentor, dukungan asrama murah atau bantuan biaya hidup dan lebih membumikan Sosialisasi ke SMK di daerah-daerah, maka dalam waktu tak lama lagi kita akan melihat anak-anak muda Jawa Timur menjejakkan kaki di Negeri Ginseng yang bukan hanya sekadar sebagai wisatawan atau pekerja, tapi sebagai mahasiswa internasional yang siap menyerap ilmu, teknologi, dan budaya maju.
Mereka akan kembali sebagai pembawa perubahan, menginjeksi dunia industri Indonesia dengan kompetensi global. Juga perlunya pembinaan berkelanjutan paska mereka menyelesaikan pendidikannya di Kotrea Selatan dan kembali ke Jawa Timur. Jangan sampai Jawa Timur hanya menjadi tempat persinggahan sesaat, yang menyambut dengan bangga ketika mereka berangkat, lalu hanya bisa menyaksikan kepergian kedua mereka kembali ke Korea Selatan tanpa bisa menahan. Yuk jadikan pendidikan vokasi Jawa Timur yang membanggakan dan benar-benar SMK Bisa !!!
—————- *** ———————


