25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

BPBD Bondowoso Gelar Pelatihan Jitupasna, Tingkatkan SDM Respon Bencana Secara Cepat dan Tepat

Bondowoso, Bhirawa
Dalam upaya memperkuat sistem penanganan dan pemulihan pasca bencana, Pemkab Bondowoso bersama dengan BPBD Jatim menggelar Pelatihan Kajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) 2025 di Pendopo RBA, Senin (23/6).

Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam merespons bencana secara cepat dan tepat. Pelatihan yang digelar di Bondowoso ini diikuti oleh perwakilan dari perangkat daerah, kecamatan, hingga desa.

Hadir dalam pembukaan kegiatan sejumlah tokoh penting, antara lain Tenaga Ahli BPBD Provinsi Jawa Timur Drs. Sriyono, Pj. Sekretaris Daerah Anisatul Hamidah, Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dr. Mohammad Imron, serta Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bondowoso, Sigit Purnomo.

Hadir juga dua narasumber dari BPBD Provinsi Jawa Timur, yakni Dama Hervita, S.T. dan Udyani Salma Widyaswari, turut membagikan pengetahuan teknis dan pengalaman praktis dalam proses kajian kebutuhan pascabencana.

Adapun Materi yang diberikan menitikberatkan pada pentingnya penghitungan kerusakan, kerugian, gangguan fungsi layanan, dan peningkatan risiko bencana yang mungkin muncul setelah kejadian.

Pj Sekda Bondowoso Anisatul Hamidah mengatakan, perwakilan Pemkab Bondowoso menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai bagian dari peningkatan kesiapsiagaan dan ketangguhan daerah.

“Penanganan bencana tidak berhenti saat keadaan darurat selesai. Justru fase pemulihan membutuhkan perhatian lebih untuk memastikan masyarakat bisa kembali bangkit dengan kondisi yang lebih baik,”ungkapnya.

Pemerintah daerah juga didorong untuk memaksimalkan penggunaan anggaran penanggulangan bencana secara akuntabel, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berita Terkait :  Dua BUMD Jatim Jadi Perseroda, Pj Gubernur Adhy Optimis Mampu Tingkatkan Kinerja

“Di samping itu, penguatan kelembagaan BPBD dan peningkatan kualitas personel menjadi prioritas yang harus terus didorong,” jelasnya.

Sementara, Sekretaris BPBD Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo, menuturkan bahwa pelatihan ini tidak hanya berisi teori umum tentang bencana, namun juga menekankan pada teknis perhitungan kebutuhan dan dampak pasca bencana.

“Kami memberikan pemahaman dan pembekalan semi teknis, agar nantinya masyarakat, desa, dan kecamatan dapat secara mandiri melakukan perhitungan dampak pasca bencana. Pelatihan ini kita lakukan bersama-sama agar lebih menyeluruh,”ujarnya.

Dijelaskannya, bahwa materi pelatihan dimulai dari pemahaman dasar mengenai apa itu bencana dan potensi-potensi bencana yang dominan terjadi di wilayah Bondowoso.

Kata dia, terdapat sembilan potensi bencana utama di Bondowoso, diantaranya puting beliung, banjir, banjir bandang, kekeringan, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Setelah para peserta memahami segala jenis dan potensi bencana yang mungkin terjadi. Mereka juga dibekali dengan pengetahuan tentang langkah-langkah antisipatif yang bisa dilakukan.

“Harapannya, ketika terjadi bencana, masyarakat tidak lagi panik, namun justru siap membantu proses penanggulangan di wilayahnya masing-masing,”tandasnya. [san.kt]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru