28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Solusi Pengolahan Sampah Organik di Desa Jimbaran Wetan


Oleh :
Imara Hany Anindita
Mahasiswa peserta Program KKN Subkelompok 5 NR 03 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya

Masalah pengelolaan sampah organik menjadi tantangan nyata di banyak desa, termasuk di Desa Jimbaran Wetan. Sampah sisa dapur, sayuran, dan limbah pertanian yang tidak terkelola dengan baik seringkali menumpuk di pekarangan atau tempat terbuka.

Kondisi ini bukan hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menimbulkan bau tak sedap yang mengganggu kenyamanan warga. Selain itu, kurangnya kesadaran dan sarana untuk mengolah sampah menyebabkan potensi sampah organik sebagai bahan berguna menjadi terabaikan.

Pengelolaan sampah berkelanjutan menjadi salah satu pilar penting dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tingkat desa. Sayangnya, sebagian besar wilayah perdesaan masih menghadapi kendala dalam penanganan sampah organik, baik dari sisi kesadaran masyarakat maupun keterbatasan alat dan teknologi.

Program KKN Subkelompok 5 NR 03 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya hadir untuk menjawab tantangan ini dengan pendekatan inovatif dan aplikatif yang mendukung pencapaian SDGs desa.

Program bertajuk “Sosialisasi dan Implementasi Mesin Pencacah Sampah, Solusi Pengolahan Sampah Organik di Desa Jimbaran Wetan” dilaksanakan di Desa Jimbaran Wetan dengan fokus pada upaya peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga secara mandiri. Melalui kegiatan ini, mahasiswa mengenalkan mesin pencacah sampah organik sebagai teknologi tepat guna yang mampu mengolah limbah basah menjadi bahan baku kompos atau pakan ternak.

Berita Terkait :  Pembekalan Lembah Tidar

Sosialisasi dilakukan secara langsung di Balai Desa Jimbaran Wetan, dengan melibatkan perwakilan masyarakat, perangkat desa, dan kelompok ibu rumah tangga. Kegiatan ini dilengkapi dengan pamflet edukatif dan demonstrasi langsung pengoperasian mesin pencacah. Warga diperkenalkan dengan manfaat mesin pencacah, cara penggunaannya, serta dampaknya terhadap kebersihan lingkungan dan peluang ekonomi baru dari pengolahan sampah.

Respons positif dari masyarakat memperlihatkan antusiasme yang tinggi terhadap solusi konkret ini. Dampak dari kegiatan ini dirasakan dalam berbagai aspek. Pertama, pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan sampah organik meningkat signifikan. Kedua, kehadiran mesin pencacah mendorong masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah secara mandiri. Ketiga, desa menjadi lebih bersih dan sehat karena berkurangnya penumpukan sampah organik yang sebelumnya menjadi sumber bau menyengat. Selain itu, potensi ekonomi dari hasil olahan seperti kompos dan pakan ternak mulai dilirik sebagai peluang usaha berbasis lingkungan. Program ini juga menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya inovasi dalam mewujudkan desa yang berkelanjutan.

Keberhasilan program ini membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat membawa perubahan besar jika disertai edukasi dan partisipasi masyarakat. Mahasiswa menjadi jembatan antara teknologi dan kebutuhan lokal, mendorong penerapan teknologi tepat guna dari desa. Inisiatif ini layak direplikasi untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan menuju desa yang bersih, sehat, dan mandiri. [*]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru