Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu berkomitmen untuk siap mengakomodasi dan mengimplementasikan setiap rekomendasi dari hasil dialog kreatif antara Pemkot dan komunitas ekonomi kreatif (ekraf).
Wali Kota Batu, Nurochman menegaskan pentingnya ruang kreatif yang tidak terbatasi oleh ketentuan birokrasi yang kaku. Hal ini ditegaskan walikota pasca berdialog dengan para pelaku ekraf yang ada di kota ini.
Nurochman menyampaikan kesiapan untuk membuka akses ruang, waktu, bahkan dukungan anggaran kepada pelaku ekraf selama tetap sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dan Pemkot siap memfasilitasi dan menindaklanjuti ide-ide kreatif melalui skema formal seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya.
“Gagasan itu seperti benih unggul. Namun, ia butuh tanah yang subur untuk tumbuh. Pemerintah Kota Batu siap menjadi tanah yang subur itu, selama kita semua berpikir progresif, responsif, dan adaptif,” ujar Nurochman, Rabu (4/6).
Iapun berharap ide dan gagasan yang sudah muncul dari pelaku ekraf, jangan berhenti di narasi atau normatif belaka. Nurochman menginginkan agar ide dan gagasan tersebut benar-benar diimplementasikan.
Diketahui, Pemkot Batu telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung perkembangan ekraf. Hal ini diwujudkan dengan menggelar acara”Njagong Bareng Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bersama Komite Ekraft”. Kegiatan ini digelar di Kampung Wisata Kuliner, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada Selasa (3/6) malam.
Selain dihadiri walikota dan wakil walikota, dialog ini juga melibatkan Plt Kepala Bappelitbangda, Kepala Disparta, Kepala Dinas LH , Kepala Diskominfo, Kepala Diskumperindag, Kepala Distan KP, dan Bagian Perenomian dan Sumber Daya Manusia. Adapun dari pelaku ekraf juga dihadiri lKetua serta jajaran pengurus Komite Ekonomi Kreatif Kota Batu.
Pertemuan ini menjadi ruang dialog terbuka antara pemerintah dan para pelaku ekonomi kreatif untuk saling memberikan ide dan gagasan. Tujuannya, menjaring rekomendasi strategis bagi arah kebijakan Pemkot Batu ke depan.
“Formalitas dalam pemerintahan memang tidak mudah dihindari. Namun ruang-ruang kreatif tidak boleh dibatasi oleh aturan yang justru menghambat inovasi,” tegas Nurochman.
Dan melalui kegiatan dialog, diupayakan bisa menjadi media keterwakilan semua sektor dalam forum-forum strategis, termasuk para pelaku ekonomi kreatif lintas bidang. Karena setiap komunitas berhak untuk didengar dan difasilitasi, tak terbatas pada tema atau latar belakang tertentu.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Kota Batu akan mengarahkan hasil rekomendasi ini untuk dapat dituangkan dalam bentuk kebijakan konkret. Termasuk kemungkinan penerbitan Peraturan Wali Kota (Perwali) sebagai dasar penguatan ekosistem ekonomi kreatif di Kota Batu. [nas.gat]


