25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Proses Tanam Tembakau Menunggu Musim Hujan Mereda

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Berdasarkan analisis dari Press Release BMKG mengenai Peningkatan Cuaca Ekstrem di Jawa Timur pada 18-27 Mei 2025, akan terjadi hujan sangat lebat, petir / kilat, angin kencang, dan kemungkinan puting beliung.

Maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur merekomendasi beberapa upaya mitigasi untuk petani tembakau. Seperti, tunda tanam sampai akhir Mei atau awal Juni, saat curah hujan sudah stabil.

Kemudian petani tembakau diharapkan menggunakan persemaian tertutup (greenhouse sederhana) untuk melindungi bibit dari hujan berlebih.

Selain itu, petani tembakau juga menyiapkan Siapkan sistem drainase darurat di lahan terbuka. “Selalu memantau cuaca harian secara aktif via situs BMKG dan radar WOFI untuk antisipasi dini,” kata Kepala Disbun Jatim, Dydik Rudy Prasetyo.

Bila memungkinkan, lanjut Dydik, petani tembakau agar selalu berkoordinasikan jadwal tanam dengan penyuluh pertanian setempat untuk menyesuaikan dengan prakiraan cuaca.

Sebagaimana diketahui, musim tanam tembakau di Jawa Timur umumnya dimulai: Setelah musim hujan mereda, sekitar akhir Mei hingga awal Juni.

Kemudian syarat ideal tanam berupa tanah yang cukup kering, sinar matahari cukup, dan curah hujan minimal-karena tanaman tembakau sangat sensitif terhadap kelembapan berlebih dan tergenangnya air.

Ia juga menyampaikan, potensi dampak cuaca ekstrem terhadap musim tanam tembakau, pertama, keterlambatan masa tanam, dimana cuaca ekstrem (hujan lebat, angin kencang, petir) yang terjadi di akhir Mei bisa menyebabkan tanah menjadi terlalu basah atau bahkan tergenang.

Berita Terkait :  HUT Ke-79 PWI dan HPN, PWI Sumenep Gelar Ziarah Sejumlah Makam Senior

“Berdampak pada petani terpaksa menunda tanam karena kondisi lahan belum ideal, memengaruhi siklus tanam dan panen,” ujarnya.

Kedua, kerusakan lahan dan bibit. Hujan deras dan angin kencang bisa menyebabkan erosi tanah, pohon tumbang, dan bahkan merusak bedengan atau persemaian bibit tembakau.

“Dampaknya kebutuhan untuk menyemai ulang, meningkatkan biaya dan tenaga,” katanya.

Ketiga, risiko penyakit awal tanam. Kondisi kelembapan tinggi akibat curah hujan dan tutupan awan (seperti yang dikonfirmasi oleh analisis OLR negatif dan pertumbuhan awan Cumulonimbus) dapat memicu busuk akar, jamur pada batang dan daun bibit

“Dampak pada penurunan kualitas dan kuantitas tanaman sejak awal,” katanya.

Dan keempat, gangguan distribusi dan mobilitas. Jalan licin atau banjir lokal akibat cuaca ekstrem bisa menghambat pengangkutan pupuk, bibit, atau tenaga kerja ke lahan. Dampaknya logistik pertanian terhambat, waktu tanam semakin mundur.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2024, Jawa Timur memiliki luas areal sebesar 147.229 ha. Data Nasional untuk Produksi Nasional Tahun 2024 adalah 253.333 ha.

Sementara data luas areal tembakau Indonesia tahun 2023 adalah sebesar 190.500 ha dengan Jawa Timur saat itu menyumbang luas areal sebesar 114.690 ha. Sedangkan total Produksi Tembakau di Jawa Timur Tahun 2024 adalah 185.443 ton.

Untuk Kabupaten Penghasil Tembakau Tertinggi di Jawa Timur Tahun 2024 yaitu Pamekasan (28.296 ton), Jember (23.891), Bojonegoro (16.782 ton), Probolinggo (14.737 ton). Jombang (13.068 ha). Dan total di 28 kabupaten di Jawa Timur.

Berita Terkait :  Gabungan Fraksi DPRD Kota Batu Kritisi Tiga Raperda Prioritas

Sedangkan jenis tembakau yang dikembangkan di Jawa Timur adalah sebagai berikut, pertama, Tembakau Jawa dan dikategorikan sebagai tembakau hitam.

Merupakan tembakau varietas lokal Indonesia yang dikembangkan dikhususkan sebagai bahan baku utama pembuatan rokok kretek (SKT), dengan karakter impact yang tinggi, karena kadar nikotin yang tinggi, >3.

Memiliki jenis varietas : Jinten, Manilo, Gagang Rejeb Sidi, Grompol, Maesan, Kenongo, Mancung, Kedululang, Selopuro, Rejeb Parang,

Kedua, Tembakau Kasturi, Tembakau Virginia. Dikategorikan sebagai tembakau kuningan. yang mempunyai rasa yang ringan dengan kadar nikotin rendah (<1) dan gula reduksi yang sedang.

Digunakan sebagai bahan baku rokok SKM dan SKT yang berperan sebagai filler/pengisi rokok.

Ketiga, Tembakau Madura. Dikategorikan sebagai tembakau Aromatik yang digunakan sebagai pemberi aroma, baik pada SKT maupun SKM.

Tembakau Madura memiliki karakter harum dengan kadar nikotin yang rendah (<1), dengan kandungan gula reduksi yang tinggi, sehingga selain harum, tembakau ini cenderung memberikan rasa manis alami yang khas.

Keempat, Tembakau Besuki Na Oogst. Tembakau ini merupakan tembakau yang memiliki harga mahal, karena digunakan sebagai bahan baku rokok cerutu.

Pola budidaya yang cukup rumit dan terstandar global, disesuaikan dengan permintaan karena tembakau ini merupakan komoditas ekspor unggulan Jawa Timur.

Dan kelima, Tembakau White Burley. Tembakau ini merupakan tembakau Introduksi yang dikenalkan oleh Philip Morris yang dibudidayakan di Indonesia sebagai bahan baku utama rokok sigaret putih mesin (SPM).

Berita Terkait :  Wali Kota Probolinggo Komitmen Transparansi Proyek

Karakternya memiliki kadar nikotin yang rendah, dengan kadar gula reduksi yang rendah. Kabupaten penghasil tembakau ini adalah hanya di Kabupaten Lumajang. [rac.kt]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru