Surabaya, Bhirawa
Ajang Youth City Changers (YCC) 2025, yang merupakanbagiandarirangkaian acara Musyawarah Nasional (Munas) AsosiasiPemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ke-VII di Kota Surabaya, menjadi platform pentingbagi 116 delegasidari 98 kota di Indonesia untukbertukargagasan.
Dua delegasidari Kota Surabaya, Nova Sri Widawati dan Mohamad Riski, turutambilbagiandenganmengusungsolusiinovatifterkaitpengelolaansampah.
Dua anakmuda yang aktifdalamorganisasiSurabaya Next Leader (SNL) itu, menawarkansolusipengelolaansampahberbasisaplikasi dan mengampanyekanpentingnyagerakanmemilahsampahdarirumah.
Dalam presentasinya, Nova Sri Widawatimenyampaikanbahwamasalahpengelolaansampahmerupakanisunasional yang mendesakuntukdiselesaikan. Berangkatdarikeprihatinantersebut, iabersamarekannyamenggagasaplikasi “Smart Waste Sorting” sebagaisolusipenangananpermasalahansampah di Kota Surabaya.
“SebenarnyaPemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telahmemilikiaplikasi Si Basam untukpengelolaansampah. Aplikasi Smart Waste Sorting inimerupakanpengembanganlebihlanjut yang kami rancangsebagaiwadahkolaborasipentahelix, menghubungkanmasyarakat, sektorpemerintah, industri, dan pelakuusaha,” jelas Nova seusaisesipresentasi, Selasa (6/5/2025).
Selain itu, Nova mengusung jargon inspiratif “Satu Kali PilahSampah, Sejuta Manfaat untuk Bumi”. Jargon inimenekankanpentingnyainisiatifpemilahansampahdaritingkatrumahtangga, terutamamengingat status Surabaya sebagaikotaterbesarkedua di Indonesia dengantingginyajumlahkafe dan potensitimbulansampah yang signifikan di TempatPenampunganSementara (TPS).
“Denganpenerapanpemilahansampahdarirumah, petugasakan sangat terbantukarena proses pemilahansudahdilakukandarilingkupterkecil,” tegasmahasiswaKedokteran Hewan Unairini.
Sebagai salah satupendiri Puan in Action, sebuahgerakan yang fokus pada isulingkungan dan pemberdayaanaksianakmuda, Nova berbagipengalamannyadalamkonservasilingkungansertapraktikpengomposansampahorganik di tingkatrumahtangga.
Menurutnya, tindakansederhanaituakanmemberikankontribusibesardalampengelolaansampah di unit terkecil, yaiturumahtangga.
“Kami inginmerealisasikanpraktikbaikini dan menjalinkolaborasidengan program pengomposan yang sudahberjalan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya,” ungkapnya.
Alasan mendasar Nova mengangkatisusampahdalam YCC 2025 adalahkarena Indonesia tengahmenghadapikondisidaruratsampah. Iakhawatirjikakondisiiniterusdiabaikan, makasituasiakansemakinmemburuk.
“Ini adalahaksiiklim. Jika kitatidakterusmenyuarakan dan mengambiltindakannyata, situasinyaakansemakinparah. Meskipunsistempengelolaansampah di Surabaya sudahtergolongbaikdenganadanya PLTSA, kolaborasiaktifantaranakmudaperluditingkatkan,” katanya.
Senada dengan Nova, Mohammad Riskimenekankanbetapapentingnyaperanaktifanakmudasebagaiagenperubahanperilakumasyarakatdalamhalpengelolaansampah.
“Sebagaigenerasimuda, kitaharusmenjaditeladanbagimasyarakat Surabaya untukmemilahsampahorganik dan anorganikdarirumah. Sampahorganikmemilikipotensiuntukdiolahmenjadikompos yang bermanfaat, sementarasampahanorganikdapatdidaurulangmenjadibarang yang memilikinilaiekonomi,” tuturmahasiswa Program Studi Administrasi Negara Unesaitu.
Riskimemilikikeyakinankuatbahwapengaruhpositifdarikalanganmudadapatmendorongpeningkatankesadaranmasyarakat Surabaya secarakeseluruhanterhadapisupengelolaansampah.
Baik Nova maupunRiskimemilikiharapanbesaruntukdapatbekerjasama dan memberikankontribusi yang signifikanbersamapemerintah dan sektorswastalainnyadalamupayamenciptakansistempengelolaansampah yang lebihbaik, efisien, efektif, dan berkelanjutan.
Keduanya, melihatpotensibesar yang dimilikianakmudasebagai motor penggerak dan promotor perubahanpositif. Lebihjauh, Riskimenyorotipeluangbesar yang dapatdihasilkandaripengelolaansampah yang baik, termasukpotensipenciptaanlapangankerja, pengembanganekonomisirkular, dan blue economy.
“Permasalahansampahini sangat kompleks, dan kami berharapdapatmerangkumberbagai ide konstruktifsetelah acara ini,” pungkasnya. [dre]
Delegasi Surabaya Tawarkan Solusi Cerdas Atasi Sampah di YCC Munas APEKSI 2025


