Oleh :
Pitrus Puspito
adalah guru bahasa Indonesia dan peneliti bidang bahasa dan sastra Indonesia. Ia menempuh pendidikan terakhir di Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain menulis puisi dan cerita anak, ia juga menulis esai dan artikel ilmiah.
Di era digital saat ini, media online atau daring semakin menjadi rujukan bagi masyarakat untuk mendapat informasi. Media daring seolah sedang memerankan perannya dalam “mendidik” publik melalui informasi dan pemberitaannya.
Peran utama media massa seperti yang diungkapkan Rina dalam penelitiannya (2022, p. 13), yaitu berbagi informasi dengan tujuan memberikan wawasan kepada masyarakat, sehingga dapat dengan mudah mengetahui berita-berita terkini. Dalam penelitiannya, Santosa (2017), juga menyebutkan bahwa media massa, khususnya online tidak hanya sebagai kanal pembawa informasi, tetapi sudah berkembang sebagai pusat informasi itu sendiri.
Menurut survei yang dilakukan oleh databoks.co.id. tahun 2022, Detik.com merupakan peringkat pertama sebagai media daring yang paling banyak diakses publik. Media daring kedua yang banyak diakses adalah Kompas.com, kemudian disusul oleh CNN Indonesia pada peringkat ketiga dan Tribunnews.com pada peringkat keempat. Jumlah pengakses terbanyak mengindikasikan bahwa keempat media daring tersebut dipercaya publik untuk memperoleh informasi terkini.
Dari fenomena di atas, memperlihatkan suatu relasi baru di era digital, yakni masyarakat yang membutuhkan informasi dan media daring sebagai penyedia informasinya. Di era digital, berita dan informasi menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Media daring dengan segala kecanggihan dan sumber dayanya, menangkap kebutuhan masyarakat akan informasi itu. Bahkan jika kita amati perkembangannya, media daring tidak hanya penyedia informasi melainkan secra aktif menyuguhkan informasi yang kadang-kadang tidak terlalu relevan untuk semua lapisan masyarakat.
Sifat media daring yang mudah diakses dan cenderung murah diperoleh oleh masyarakat, menjadikan media daring memiliki peranan penting dalam “mendidik” publik. Mendidik dalam tulisan ini dimaknai sebagai upaya peningkatan wawasan dan sumber pengetahuan mengenai isu-isu terkini maupun fakta-fakta tentang lingkungan alam. Selain itu media daring dapat diakses kapan saja dan selalu menyuguhkan informasi-informasi menarik bagi masyarakat pembacanya.
Masyarakat Harus Selektif
Jika dibandingkan dengan media cetak dan elektronik, media daring memiliki keunggulan, yakni mudah diakses. Tidak hanya mudah dan cepat, media daring juga media yang murah bahkan gratis dalam memperoleh informasinya. Semua orang dari segala usia dan status sosial mana pun dapat mengakses informasi dari media daring. Namun masalahnya, media daring yang tanpa pengawasan, pertanggungjawaban (rapat dewan redaksi), dan falidasi data, media daring justru dapat memberitakan kabar bohong (hoaks) dan mengakibatkan konflik di masyarakat.
Faktanya, dalam sepuluh tahun terakhir hoaks telah menjadi masalah serius di Indonesia. Oleh karenanya masyarakat harus selektif dalam memilih media daring serta harus kritis mengolah informasi yang diterimanya. Sikap kritis inilah yang menjadi syarat untuk menghadapi gelombang informasi dari media-media daring. Masyarakat harus mampu membedakan antara fakta dengan opini, mengedepankan logika daripada emosi, dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat ada kalanya membatasi diri terhadap berbagai informasi. Sebab tidak semua informasi perlu mendapat perhatian.
Jika kita perhatikan dari sepuluh tahun terakhir hingga saat ini, hoaks tidak lagi menghebohkan di Indonesia. Artinya masyarakat secara mandiri mampu menyesuaikan diri dan belajar bahwa ada berita dan informasi yang bias akan kepentingan dan ideologi kelompok tertentu. Masyarakat secara tidak sadar telah belajar berpikir kritis dan bijak dalam menerima informasi. Hal ini tentu saja dapat dimaknai sebagai hasil belajar dari pendidikan dari media daring.
Media Daring Menumbuhkan Literasi
Media daring dapat menjadi media pendidikan bagi publik. Baik itu media yang sudah terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan sumber beritanya, maupun media daring yang hanya sekadar berorientasi pada keuntungan. Masyarakat sendiri semakin hari semakin cerdas dan kritis dalam memproses informasi. Dengan kata lain, media daring secara tidak sengaja meningkatkan keterampilan literasi membaca masyarakat secara luas.
Selain itu, banyak media daring yang menyuguhkan informasi mengenai literasi kritis. Beberapa media daring bahkan menyerukan pentingnya membaca secara kritis serta yang menayangkan konten-konten yang menambah wawasan di bidang literasi. Disadari atau tidak, teknologi informasi, media daring dan internet telah menciptakan atmosfer literasi yang lebih banyak berdampak positif bagi masyarakat.
Selain itu, dari perspektif masyarakat seperti ada trend untuk mengaktualkan diri sebagai manusia yang “mencintai” kedalaman informasi. Sebagai contoh, masyarakat kini semakin berani dan logis dalam berargumentasi. Masyarakat semakin percaya diri dalam menyuarakan pendapatnya. Argumentasi-argumentasi masyarakat itu sangat rasional dan sumber. Bahkan yang paling penting dari semua itu ialah media daring telah menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang kehidupan, tentang berbagai fenomena sosial, fenomena alam dan tentang esensi diri.
Pada akhirnya media daring dan masyarakat saling memberikan “feedback”. Secara tidak langsung masyarakat belajar berpikir kritis serta memilih informasi yang menurut mereka dapat dipercaya. Di sisi lain, media daring akan meningkatkan kualitas pemberitaan dan informasi yang mereka sampaikan. Sebab jika media daring masih hanya berorientasi pada keuntungan sehingga mengabaikan kualitas pemberitaan, maka media daring akan ditinggalkan oleh masyarakat pembaca yang semakin cerdas dan selektif.
————– *** —————-


