Pemkab Situbondo, Bhirawa.
Pemkab Situbondo, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Situbondo, mengadakan baksos MOP (Metode Operasi Pria) atau vasektomi serentak, Senin (31/4). Acara MOP tersebut di gelar di Kantor Kecamatan Besuki, dengan melibatkan 50 peserta pria.
Menurut Kepala DP3APPKB Kabupaten Situbondo, H. Moh. Imam Darmaji, melalui Kepala Bidang KBKS (Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera), Sutomo, saat ini pihaknya banyak memiliki pelayanan. Diantaranya, sebut Sutomo, pelayanan kondom, KB, implan, MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yang bisa berbentuk MOW dan MOP.
“Jadi hari ini yang bertepatan dengan Hari Kartini dilaksanakan MOP di Situbondo dan ditempatkan di Kecamatan Besuki. Kegiatan ini bertujuan untuk pengendalian penduduk,” tutur Sutomo.
Kegiatan MOP kali ini, aku Sutomo, tercatat dalam pencapaian rekor MURI, karena DP3APPKB berhasil melibatkan 50 akseptor pria. Tomo berharap, ke-50 akseptor tersebut bisa hadir secara keseluruhan.
“Ini masuk MURI karena akseptor MOP Kabupaten Situbondo terbanyak atau tertinggi di bandingkan daerah lain di Provinsi Jatim. Bahkan di Kabupaten lain hanya ada 1, 2 dan maksimal 10 orang. Ini suatu kebanggaan tersendiri. Semoga dalam rangka hari Kartini dan pemecahan rekor MURI ini berjalan dengan lancar,” tutur Sutomo.
Untuk kualifikasi akseptor, lanjut Sutomo, diantaranya berusia 35 tahun, anak sebanyak 2-3; serta diprioritaskan anak terakhir berusia lima tahun. Selanjutnya, kata dia, pasangan berada diusia subur.
“Untuk laki laki sebenarnya tidak ada batasan usia. Misalnya suami sudah berusia 60 tahun dan isterinya berusia 18 tahun, bisa ikut MOP. Tetapi kalau isterinya sudah menoupose, sudah tidak perlu ikut MOP,” urai Sutomo.

Sutomo kembali memaparkan, untuk target tahun 2025 di Kabupaten Situbondo sebanyak 100 akseptor dan tercatat target tertinggi di Provinsi Jatim.
Untuk titik lokasi pelaksanaan, sambung Sutomo, untuk pertama di Kecamatan Besuki dan selanjutnya akan dijadwal kembali antara bulan Agustus-September 2025. Atau menunggu ada momen lain dari Provinsi Jatim. Misalnya acara IBI, hari ibu, hari akseptor sedunia. Artinya masih banyak momen.
“Kami berharap kegiatan ini lancar. Itu karena biasanya itu dominan ibu ibu. Itu pakai hormonal kalau Ibu ibu. Kalau bapak bapak harus berpartisipasi juga. Jadi MOP ini sasaran untuk bapak bapaknya. Ibu ibunya bisa istirahat biar tidak implan, tidak minum pil. Jadi MOP dan MOW ini non hormonal, jadi aman,” pungkas Sutomo. [awi.adv]


