Dindik Jatim, Bhirawa.
Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur melantik 200 jabatan fungsional pengawas sekolah baru. Pelantikan ini untuk mengisi kebutuhan pengawas sekolah yang selama ini masih belum proporsional.
Di mana satu pengawas bisa mengawasi proses pendidikan lebih dari 8 sekolah bahkan hingga puluhan. Diharapkan dengan adanya pelantikan ini, pengawas sekolah bisa mengoptimalkan kinerjanya dalam membantu peningkatan kualitas dan mutu satuan pendidikan di wilayahnya.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai menyebut, pelantikan bagi 200 pengawas sekolah ini untuk menciptkan iklim pendidikan yang sehat. Sebab, selama ini 2 pengawas sekolah harus memegang hingga puluhan satuan pendidikan untuk mengawasi jalannya proses pendidikan.
“Ini kan tidak sehat. Tidak optimal kinerja mereka. Sedangkan kita saat ini fokus pada peningkatan kualitas dan mutu. Kita ingin mereka bisa fokus dalam pendampingan di satuan pendidikan masing-masing. Karena idealnya 1 pengawas sekolah memegang 8 satuan pendidikan,” tegas Aries.
Menurut Aries, pelantikan kali ini memiliki makna strategis dalam kerangka reformasi birokrasi, khususnya pada bidang pendidikan.
Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru, terjadi penyederhanaan dan penyesuaian terhadap jabatan fungsional yang bertujuan mendorong efektivitas, efisiensi, dan peningkatan kinerja Aparatur Sipil Negara, termasuk di dalamnya jabatan fungsional Pengawas Sekolah.
“Melalui regulasi ini peran pengawas sekolah tidak hanya bersifat pengawasan administratif semata, namun lebih menitikberatkan pada peran sebagai pendamping satuan pendidikan, yang bertugas memastikan kualitas pembelajaran berjalan sesuai standar, mendorong inovasi pendidikan, serta melakukan penguatan implementasi kebijakan nasional,” ujarnya.
Karenanya, kepada ratusan pengawas sekolah Aries berpesan agar mereka memahami tugas dan tanggung jawab baru sesuai regulasi.
Sebab, persoalan didunia pendidikan sangatlah kompleks. Tidak hanya sekadar melakukan monitoring dan evaluasi, tetapi juga menjadi penggerak transformasi pembelajaran melalui pendampingan yang intensif kepada para guru dan kepala sekolah di wilayah binaan masing-masing.
Pesan kedua berikutnya, meningkatkan kompetensi secara berkelanjutan. Ketiga, menjaga integritas dan profesionalisme.
“Jabatan yang Saudara emban merupakan amanah negara yang harus dijaga dengan penuh dedikasi, kejujuran, dan tanggung jawab moral. Jadilah figur pengawas yang tidak hanya tegas dalam tugas, tetapi juga menjadi mitra dialog yang solutif bagi satuan pendidikan,” terangnya.
Keempat, mendorong kolaborasi lintas sektor.Pasalnya, keberhasilan transformasi pendidikan tidak bisa dilakukan sendiri. Oleh karena itu, Aries meminta untuk para pengawas sekolah membangun sinergi yang harmonis dengan kepala sekolah, guru, komite sekolah, masyarakat, serta pemerintah daerah, agar proses sebagai informasi, proses penyesuaian jabatan fungsional ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam merespons dinamika kebutuhan pendidikan nasional.
“Saya mengajak saudara semua untuk menyikapi kebijakan ini dengan semangat positif, terbuka terhadap perubahan, serta menjadikannya sebagai momentum memperkuat peran strategis dalam mendukung terwujudnya pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berdaya saing, khususnya di Provinsi Jawa Timur,” tandanya.
Meski masih membutuhkan lebih dari 40 pengawas sekolah, Aries berharap pelantikan ini dapat membantu kekurangan pengawas di Jawa Timur.
“Kita masih butuh 40 pengawas lagi. Jumlah ini masih akan bertambah karena memang tahun ini banyak juga yang pensiun. Tapi paling tidak, kita bisa memenuhi jumlah kebutuhan pengawas sekolah,” ucapnya. [ina.dre]