25 C
Sidoarjo
Sunday, December 7, 2025
spot_img

Jelang Ramadan, Kebutuhan Daging Sapi Aman di Provinsi Jawa Timur

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Untuk ketersediaan dan permintaan baik daging sapi, daging ayam serta telur untuk kebutuhan menjelang bulan Ramadan 1446 Hijriah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Peternakan menyampaikan kalau masih dalam kategori aman dan surplus.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani menyampaikan, dari prognosa bulan Januari dibandingkan dengan bulan Februari 2025, terdapat kenaikan kebutuhan untuk daging sapi sebanyak 25%, daging ayam 37% dan telur ayam sebanyak 50%. (Lihat tabel, red)

“Prediksi kebutuhan masyarakat terhadap bahan pangan akan naik, namun dengan adanya hal tersebut masyarakat tidak perlu khawatir karena stok daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam ras dalam kondisi surplus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya, Minggu (23/02/2025).

Berikut Indy menyampaikan dinamika harga komoditas peternakan baik ditingkat produsen maupun konsumen berdasarkan laporan harian Petugas Informasi Pasar (PIP) kabupaten/kota di Jawa Timur, selama bulan Februari 2025.

Untuk komoditas daging sapi, Indy menjelaskan, Harga Acuan Pembelian Sapi Di Produsen berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 11 Tahun 2022 yaitu Rp 56.000-Rp 58.000/Kg, sedangkan untuk Harga Acuan Pembelian daging sapi di Konsumen yaitu Rp 130.000-Rp 140.000/Kg. “Harga sapi dan daging sapi masih pada bulan Februari 2025 cenderung stabil. Dinamika harga tersebut masih berada dibawah harga acuan,” katanya.

Untuk komoditas daging ayam, Indy memaparkan, menurut Peraturan Bapanas Nomor 6 Tahun 2024 perihal Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Daging Ayam Ras. Bahwa Harga Acuan Pembelian di tingkat peternak Rp.25.000/Kg dan di tingkat konsumen Rp.40.000/Kg.

Berita Terkait :  Jelang Ramadan, Pemkab Tuban Buka Kembali Pasar Hewan

Selama bulan Februari 2025 harga di tingkat produsen berada dibawah standart HAP Bapanas. Begitu juga untuk harga di tingkat konsumen berada di bawah HAP Bapanas. Harga ditingkat produsen dan konsumen perlahan naik jika dibandingkan antara awal bulan dengan akhir bulan.

Harga daging ayam ditingkat peternak dan ditingkat konsumen pada bulan Februari 2025 perlahan naik dikarenakan Pada bulan Februari 2025 stok daging ayam untuk pemenuhan permintaan kebutuhan masyarakat surplus, untuk konsumsi dalam provinsi maupun juga pemenuhan kebutuhan ke luar provinsi serta.

Permintaan kebutuhan akan daging ayam mengalami kenaikan utamanya dikarenakan menjelang Ramadhan 1446 H ada tradisi megengan. Harga pakan ternak ayam pedaging mengalami penurunan jika dibandingkan dengan rataan harga bulan sebelumnya.

Sedangkan komoditas telur ayam, Indy menerangkan, menurut Peraturan Bapanas Nomor 6 Tahun 2024 perihal Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Telur Ayam Ras. Bahwa Harga Acuan Pembelian di tingkat peternak Rp.26.500/Kg dan di tingkat konsumen Rp.30.000/Kg. “Selama bulan Februari 2025 harga di tingkat produsen dan konsumen berada dibawah standart Bapanas,” ujarnya.

Indy juga menekankan perlunya peran serta masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya peningkatan kebutuhan dan kemungkinan terjadinya perubahan harga psikologis yang mencolok terhadap komoditi ternak dan hasil peternakan khususnya daging sapi, daging ayam dan telur.

Berita Terkait :  PKFI Jawa Timur Berharap Redistribusi dan Peningkatan Kapitasi

Untuk itu menyikapi hal tersebut, lanjut Indy, maka perlu adanya koordinasi baik di produsen maupun mekanisme pasar sehingga diperoleh keseimbangan antara persediaan dan kebutuhan serta adanya kenaikan harga yang wajar dan distribusi yang lancar tanpa hambatan yang berarti. “Perkiraan kenaikan harga pasti ada, namun masih dalam batas kewajaran serta angka ketersediaan cukup, maka diharapkan tidak akan menimbulkan gejolak harga yang mencolok,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan kondisi yang seringkali menyebabkan fluktuasi harga komoditas peternakan, diantaranya permintaan dan daya beli masyarakat yang bersifat musiman, lalu fluktuasi harga pakan dan bahan pakan, serta kondisi stok produksi sehingga perlu mengoptimalkan kapasitas cold storage.

Kemudian rantai pasok terlalu panjang dan belum efisien yaitu 6 rantai serta penentu harga adalah broker. Selanjutnya target pemasaran untuk produk perunggasan antara perusahaan integrator dengan peternak mandiri masih sama sehingga kompetisi terjadi lebih kuat.[rac.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru