Kota Malang, Bhirawa.
Aplikasi Batik Generatif Modern, dengan nomor, EC002024265291, karya Dosen Fakultas Ilmu Komputer, (Filkom) Universitas Brawijaya (UB) (FILKOM UB), Dr. Eng. Novanto Yudistira, S.Kom., M.Sc., berhasil meraih Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kementerian Hukum Republik Indonesia, atas jenis ciptaannya.
Yudis bersama dua dosen Filkom Dr. Candra Dewi, S.Kom., M. Sc., dan Dr. Eng. Irawati Nurmala Sari, S. Kom dan dua dosen FIB Dyaningrum Pradhikta, S. Sn., M. Ds., dan Fatmawati, S. Sn., M. Ds. dibantu mahasiswa FILKOM Rahmatulloh Daffa Izzuddin Wahid mengembangkan aplikasi ini sejak tahun 2023.
Izzuddin, yang juga merupakan mahasiswa bimbingan skripsi Yudis, mengangkat Generative AI batik ini dalam skripsinya dan telah terpublikasi pada Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), pada 27 Desember 2024, dengan judul Prompt Conditioned Batik Pattern Generation Using LoRA Weighted Diffusion Model With Classifier-Free Guidance.
Yudis menyadari kemajuan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) telah memasuki level luar biasa. Banyak hal yang telah mampu dilakukan oleh AI, sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan efisien. Salah satu contoh nyata adalah penggunaan Prompt Text AI pada Generative Batik ini. “Dengan kemampuan untuk menganalisis data secara cepat dan memberikan rekomendasi yang tepat, AI membantu desain batik yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan,” tuturnya.
Dalam industri batik, AI dapat menghasilkan desain visual hanya dengan beberapa perintah sederhana, sehingga menghemat waktu dan tenaga. “Aplikasi ini menggunakan dataset 20.000 gambar motif batik yang dilengkapi dengan deskripsi otomatis, yang kemudian dilatih dengan teknik modern seperti Long Range (LoRa) untuk meningkatkan akurasi dan detail,” tambah Yudis.
Hasil pola batik yang dihasilkan oleh aplikasi ini, kata dia telah diuji dan diapresiasi oleh para ahli di bidang batik, serta dapat diterapkan pada kain batik tulis, membuktikan bahwa desain yang dihasilkan tidak hanya estetis tetapi juga aplikatif dalam seni batik tradisional.
Pencapaian HKI Yudis ini juga terasa istimewa, karena diperoleh menjelang perayaan Dies UB ke 62 juga bertepatan dengan peresmian AI Center dan Pusat Data UB. Booth Aplikasi Batik Generatif Modern yang telah dipersiapkan dengan beberapa booth lainya untuk peresmian AI Center dan Pusat Data, memperoleh kehormatan dikunjungi Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Viada Hafid. Pada kesempatan tersebut, Yudis didampingi oleh Izzuddin dan Candra memberikan penjelasan terkait aplikasi yang memperoleh HKI kepada menteri Komdigi.
Yudis menjelaskan aplikasi ini memungkinkan pembuatan motif batik secara otomatis melalui teknologi Latent Diffusion Model. Dengan hanya memasukkan prompt teks, pengguna dapat menghasilkan pola batik yang unik dan sesuai dengan keinginan mereka.[mut.ca]