Tulungagung, Bhirawa
Sekretaris Daerah (Sekda) Tulungagung, Tri Hariadi, mengungkapkan sampai tahun 2024, jumlah anak putus sekolah di Kabupaten Tulungagung mencapai 6.279 anak. Kebanyakan dari mereka putus sekolah di jenjang SMP sederajat.
“Jumlah anak tidak sekolah per 23 Oktober 2024 di Kabupaten Tulungagung sejumlah 6.279 anak. Termasuk di antaranya anak belum pernah bersekolah di mana 64% nya ada pada jenjang SMP sederajat,” ujarnya saat membuka rapat koordinasi dan advokasi percepatan penanganan anak putus sekolah di Kabupaten Tulungagung di Ruang Prajamukti Kantor Bupati Tulungagung, Kamis (19/12).
Usai rapat, Sekda Tri Hariadi menyatakan, masih relatif banyaknya anak putus sekolah membuat Pemkab Tulungagung prihatin. Maka dilakukan percepatan penanganannya. Selama ini penanganannya berjalan lambat.
Pemkab Tulungagung saat ini tengah menyusun dua strategi dalam menangani anak tidak sekolah. Pertama, strategi pencegahan yang bertujuan untuk menjaga agar peserta didik tetap bersekolah dan menyelesaikan pendidikannya dan melanjutkan ke jenjang berikutnya sampai tuntas wajib belajar 12 tahun.
Kedua, strategi Intervensi ditujukan pada anak yang tidak bersekolah atau berada di luar sistem pendidikan (tidak pernah sekolah) formal maupun non formal.
“Tujuannya untuk menjangkau, mendaftarkan mengembalikan dan mendampingi anak tidak sekolahj ke dalam program pendidikan yang relevan, termasuk pelatihan,” katanya.
Sekda Tri Hariadi menyebut dalam upaya percepatan penanganan anak putus sekolah, Pemkab Tulungagung menggandeng sejulah stakeholder. Mulai dari OPD ligkup Pemkab Tulungagung sampai kecamatan, desa, bahkan RW dan RT. Selain itu dilibatkan juga di antaranya Baznas, PKK, Fatayat dan LSM yang bertujuan sama.
Mantan Kepala Disperindag Kabupaten Tulungagung ini menandaskan, peran perangkat daerah sangat diperlukan mulai dari pendataan, pendampingan, dan pemberian layanan rujukan ke pendidikan kesetaraan serta dukungan penganggaran guna mencegah dan menangani anak putus sekolah di Kabupaten Tulungagung. Harapannya, untuk mewujudkan Tulungagung yang sejahtera, maju, berkarakter dan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
“Kami berharap pula tahun depan sudah banyak berkurang anak putus sekolah. Kalau tidak habis, paling tidak banyak berkurang,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Tulungagung, Erwin Novianto mengatakan, indeks pendidikan Tulungagung mengalami stagnansi dari tahun ke tahun. Meski capaian indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Tulungagung pada tahun 2024 sebesar 76 dan masuk kategori tinggi.
“Ini yang menjadi tantangan kami untuk menaikkan indeks pendidikan. Indeks pendidikan merupakan salah satu komponen IPM,” katanya. [wed.fen]