Awal Mula Tidak Tahu Direkom Partai, Namun Harus Kuat dan Yakin Saat Berkontestasi
Oleh:
Sawawi, Kabupaten Situbondo
Tidak banyak yang tahu , bahkan warga Situbondo wabup terpilih Situobondo di Pilkada 2024 , Ulfiah, hanyalah anak seorang nelayan . Ulfiah sendiri menyebut dirinya tidak menyangka terpilih menjadi Wabup Situbondo 2025-2030, mendampingi Mas Rio dalam perhelatan pesta demokrasi, 27 November 2024 lalu. Selain waktu pencalonannya sangat mepet, pengorbitan Mbak Ulfi, dinilai juga sangat singkat.
Jumat (13/12) sekira pukul 09.00, WIB Bhirawa tiba di kediaman Ulfiah , di Desa/Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo. Saat parkir di pinggir jalan, ternyata rumah Mbak Ulfi sedang kebanjiran tamu. Ada tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda serta mantan calon Wabup PKB periode 2019-3024 juga tampak di teras rumah Mbak Ulfiah.
‘Silahkan masuk mas. Atau langsung saja sarapan dulu ya,” sapa Faisol, suami Mbak Ulfiah.
Saat Bhirawa sarapan pagi juga ditemani oleh Faisol, suami Ulfiah. Kata dia, isterinya (Ulfiah) sedang menerima pembagian nilai raport anaknya di dDN Desa setempat.
“Tadi isteri saya pesan kalau ada wartawan suruh nunggu dahulu. Itu karena isteri saya izin masih ambil raport anak-anak. Ya ini memang kebijakan sekolah yg harus mengambil raport adalah setiap orang tua siswa,” ungkap Faisol.
Selang beberapa saat, Mbak Ulfi-panggilan akrabnya, tiba di rumahnya dari sekolah, tempat pembagian raport. Ulfi didampingi dua Sekpri Polwan dari kepolisian Situbondo dan seorang sopir.
“Assalamualaikum. sudah makan mas mas semua ini ya. Ini saya baru selesai ambil raport sekolah anak. Mari mas kuenya di makan dan kopinya diseduh,” pinta Ulfi, yang langsung duduk berdekatan dengan Bhirawa.
Tak berselang lama, Ulfi langsung memaparkan perjalanan politiknya hingga terpilih sebagai orang kedua di lingkungan Pemkab Situbondo. Kata dia, ada beberapa orang yang memberikan inspirasi agar maju dalam pencalonan sebagai Wabup ketika ada perintah sebagai kader PPP Situbondo.
“Begitu saya ada perintah sebagai bakal calon Wabup, saya minta ijin kepada suami dan guru di ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. Saya menyadari ketika mendaftar akan banyak cercaan dan hinaan karena saat menjadi calon anggota DPRD, saya tidak terpilih,” ungkap Ulfi.
Masih kata Ulfi, orang pertama dan kedua yang paling mendukung dalam pencalonan dirinya adalah suami bersama Hj. Zeiniye, wanita yang notabene mengkader dirinya menjadi politisi di PPP. Tak hanya dua orang itu (Hj Zeiniye dan suami), tambah Ulfi, ada dua orang lagi yang memberikan penguatan kepada dirinya yakni adik Nawawi dan Mas Imam.
“Saya juga alumni di Ponpes dan yang bersangkutan ada ketua Rayon. Itu yang tahu perjalanan saya, termasuk lembaga Hafas yang dinahkodai Bu Nyai Neng Sari juga berpengaruh bagi saya, untuk melanjutkan trah politik KHR Ahmad Fawaid,” terang Ulfi.
Ulfi yang puteri seorang nelayan itu melanjutkan, sosok Nyai Djuwairiyah juga merupakan orang pertama yang ia mintai doa untuk pencalonan sebagai Wabup kemarin. Bagaimanapun, Hj Zeiniye merupakan wanita yang dilahirkan oleh Nyai Djuwairiyah, ikut memberikan doa saat ada di Tanah Suci Mekkah.
“Termasuk Bunyai Neng Sari ikut memberikan doa sebagai ibu pengasuh ponpes. Bismillah Mbak Ulfi berangkat ya sebagai kader perempuan di PPP. Apalagi saat itu susah ya, dan saya harus maju sebagai kader. Apapun itu, saya berangkat,” kupas Ulfi.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Bendahara DPC PPP Situbondo itu menerangkan, saat itu saya tidak berfikir apakah direkom partai atau tidak. Namun yang menguatkan dirinya maju adalah dengan ikhtiar kuat terlebih dahulu.
Apakah ada pesan khusus dari KHR Azaim Ibrahimy ? Ulfi mengaku, ia bersama suami pernah dipanggil pada 25 Juni 2024, dan Kiai Azaim bercanda, hanya butuh kepada Faisol, suaminya dan tidak butuh sama Ulfi.
“Kata Kiai Azaim, untuk pencalonan boleh saja, asalkan dapat restu dari suami. Katanya ini bukan pada tataran kalah atau menang, yang penting Ulfi berjuang dahulu,” sambung Ulfi.
Namun dalam perjuangan pencalonan, tutur Ulfi, Kiai Azaim melarang membawa namanya, keluarganya, ahlul bait serta pondok pesantren Sukorejo. Melainkan, papar Ulfi, harus berjuang murni atas nama kader PPP Situbondo.
Dalam diri Ulfi, saat kondisi seperti itu tidak mungkin, namun Ulfi tetap yakin bulat untuk maju. “Yang penting Kiai Azaim sudah mengizinkan dan memberikan doa kepada saya. Dan saya bismillah maju sebagai bacalon Wabup Situbondo,” ujar Ulfi.
Ulfi kembali memaparkan, dirinya tahu, calon dari PPP saat itu lebih dari satu orang. Namun dengan niat yang tulus, Ulfi terus meyakinkan diri maju mendampingi Mas Rio. Yang pasti, tegas Ulfi, dalam proses pencalonan di internal PPP, dirinya tidak pernah dilibatkan, sehingga tidak tahu ada anggapan tarik menarik sosok calon.
“Saya tahunya bahkan diceritakan Ibu Hj Zeiniye, terkait pencalonan saya. Dan saya nyaris tidak pernah tahu tentang pencalonan saya. Artinya itu juga surprise tersendiri bagi saya. Dan saya harus kuat dan yakin menang,” pungkas wanita yang juga pengurus Fatayat NU Situbondo itu. [gat]