Pelatihan Asesmen Risiko pada Penyelamatan Ruang Terbatas di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jumat (29/11).
Kab Mojokerto, Bhirawa.
Puluhan anggota organisasi mitra Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur mendapat pelatihan spesial. Pelatihan ini merupakan bagian dari Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR) Edisi 57.
Para peserta mendapatkan pelatihan Asesmen Risiko pada Penyelamatan Ruang Terbatas (Risk Assessment for Confined Space Rescue). Kegiatan ini diadakan di Vertical Rescue Accessina, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jumat (29/11).
Pelatihan ini menarik minat para peserta. Terbukti, yang hadir tidak hanya dari Mojokerto dan sekitarnya saja. Tapi ada yang berasal dari Malang, Sidoarjo, Jombang, Surabaya, Pasuruan, Tuban, dan beberapa daerah di Jawa Timur. Bahkan, ada yang sudah hadir sehari sebelum pelatihan dimulai.
Pemateri pelatihan ini adalah Direktur Vertical Rescue Accessina M. Asruri Syam yang juga menjabat sebagai Direktur Asosiasi Ruang Terbatas dan Pengurus Pusat Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI). Sedangkan pemateri kedua adalah Dedy Muldiana yang sehari-hari menjabat Dewan Ahli Asosiasi Ruang Terbatas dan Pengurus Pusat ARAI.
Dalam pelatihan ini, M. Asruri Syam mengungkapkan bahwa ruang terbatas (confined space) perlu dikenalkan kepada para relawan kebencanaan. Pasalnya, mereka nantinya dihadapkan pada tantangan penyelamatan korban bencana di ruang terbatas. Salah satu contohnya adalah sumur.
“Jadi intinya adalah bagaimana cara yang aman melakukan pertolongan korban dari dalam sumur. Dan yang selalu harus diingat adalah tim penolong jangan sampai jadi korban. Selamatkan diri sendiri sebelum menolong orang lain,” ungkap Asruri Syam yang sehari-hari menjadi instruktur keselamatan kerja.
Menurut Asruri Syam, pelatihan di ruang terbatas ini biasanya dilakukan untuk perusahaan-perusahaan. “Namun kali ini agak spesial karena pesertanya adalah relawan kebencanaan,” katanya.
Sementara, Dedy Muldiana mengatakan, tim penolong harus memahami lebih dulu identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendaliannya. “Jadi seorang tim penolong harus melakukan asesmen lebih dulu sebelum bertindak,” ujar pria anggota Wanadri 1989 ini.
Acara ini dibuka oleh Koordinator Bidang Humas SRPB Jawa Timur Rizki Daniarto yang mewakili Koordinator SRPB Jawa Timur Subekti Rachmat Kurniawan. Dalam sambutannya Rizki Daniarto berpesan agar para peserta bisa memanfaatkan ilmunya karena pelatihan kali ini spesial.
“Manfaatkan ilmu yang diberikan oleh pemateri sehingga bisa berguna saat tanggap bencana. Jangan lupa saling berbagi ilmu kepada kawan-kawannya jika mendapatkan pelatihan semacam ini sehingga berfaedah,” kata Rizki Daniarto.
Kegiatan ini juga didukung oleh Vertical Rescue Accessina, support spesial dari Rumah Zakat (RZ), Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Jawa Timur, Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Jawa Timur.
Kemudian ada Relindo Jawa Timur, Nurul Hayat, Dompet Dhuafa Jawa Timur, MBC Malang, I-DERU, Inavor Jawa Timur, Relawan Surabaya, Marchaz Pudding & Cake, IAAP Peduli, Regu Penolong Malang Raya, dan Yayasan Cahaya Ikhlas Mulia (CIM). (hel.min).