26 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Seribu Siswa SMPN 1 Kedungawaru Membatik Ciprat di Alun-Alun Kota Tulungagung


Oleh:
Wiwieko, Tulungagung

Sebanyak seribu siswa-siswi SMPN 1 Kedungwaru melakukan aksi membatik massal di Alun-Alun Kota Tulungagung, Jumat (22/11). Mereka membatik kain dengan cara ciprat dan disebutnya Batik Ciprat Arsiduta.

Para siswa mulai kelas VII sampai IX tersebut membatik di jalan seputar Alun-Alun Kota Tulungagung dan di Nol Km Kota Tulungagung. Semua terlihat cekatan dalam mencipratkan cairan berwarna pada kain yang kemudian bergambar pola batik.

Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno, yang hadir dalam aksi seribu siswa SMPN 1 Kedungwaru membatik mengapresiasinya. Ia menilai kegiatan membatik secara massal itu ada nilai edukasinya.

“Ini positif selain melesatarikan budaya, juga ada nilai edukasinya,” ujarnya.

Batik Ciprat Arsiduta, menurut Pj Bupati Heru Suseno, merupakan bagian pengembangan kurikulum merdeka di SMPN 1 Kedungwaru. Terlebih batik sudah ditetapkan Unesco sebagai warisan tak benda.

“Batik menjadi inspirasi kita. Batik tidak pernah ada matinya,” paparnya.

Pria berkacamata ini selanjutnya mengatakan Batik Ciprat Arsiduta punya peluang dan tantangan. Peluangnya di antaranya adalah memberi kesempatan pada siswa untuk berwirausaha.

“Sedang tantangannya, batik itu punya ciri tersendiri di setiap daerah. Kami berharap nanti ada ciri dari Batik Ciprat Arsiduta. Punya kecirian tersendiri itu bagus. Ini tantangan yang bisa diaktualisasi oleh siswa,” paparnya lagi.

Sebelumnya, Pj Bupati Heru Suseno, menyatakan pula terima-kasihnya pada semua siswa SMPN 1 Kedungwaru yang melakukan aksi membatik dalam rangka peringatakan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke-819.

Berita Terkait :  Kadin Jatim Imbau Industri Aktif Masukkan Data ke Sistem Informasi Pasar Kerja

“Tetapi kami tidak berharap semua siswa jadi pembatik. Kalau semua jadi pembatik siapa yang akan menggantikan kita. Seperti pengganti Pak Sekda dan lainnya,” tuturnya lantas tertawa.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kedungwaru, Sri Wahyuni, membeberkan jika kegiatan membatik merupakan pengembangan kompetensi kewirausahaan di SMPN 1 Kedungwaru. Apalagi batik merupakan bagian budaya Tulungagung.

“Karena itu SMPN 1 Kedungwaru mendalami kegiatan membatik. Ini juga merupakan bagian dari kurikulum merdeka,” katanya.

Lalu mengapa yang dipilih batik ciprat, Sri Wahyuni menjelaskan membatik dengan teknik ciprat karena identik dengan melukis. “Kami menstarnformaskan melukis itu dengan kain batik,” terangnya.

Kegiatan membatik oleh siswa-siswi di seputaran Alun-Alun Kota Tulungagung ini, lanjut Sri Wahyuni, akan pula menjadi penilaian para guru SMPN 1 Kedungwaru. Selain Batik Ciprat Arsiduta akan dijadikan seragam siswa. “Akan dijadikan seragam untuk siswa kelas VII,” ucapnya. [wed.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img