Kota Madiun, Bhirawa.
Perjalanan mewujudkan Indonesia Emas 2045 telah menjadi fokus perhatian Pemerintah Kota Madiun. Program dan kegiatan untuk menggapai cita-cita itupun tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Madiun tahun 2025-2045.
Sejumlah indikator pun menjadi acuan untuk dapat mewujudkan cita-cita Indonesia Emas. Meski ditargetkan tercapai 20 tahun mendatang, namun sebagian indikator rupanya telah dicapai Kota Madiun saat ini.
Kepala Bapelitbangda Kota Madiun, Suwarno kepada awak media, Selasa (19/11) menyarakan salah satu indikator yang telah tercapai di Kota Madiun misalnya fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil proyeksi tahun 2045, Kota Madiun harus memiliki 196 unit sarana kesehatan. Rinciannya, 192 unit posyandu, 3 unit puskesmas, dan 1 unit rumah sakit.
Sedangkan pada tahun 2023, Kota Madiun sudah jauh melampaui target tersebut. Dimana, sudah ada 271 unit posyandu, 6 unit puskesmas, serta 6 rumah sakit.
Beralih ke fasilitas pendidikan, pada tahun 2045 Kota Madiun harus memiliki sarana pendidikan berupa TK 425 rombel, SD 629 rombel, SMP 357 rombel, dan SMA/SMK 384 rombel.
Padahal, dalam proyeksi tahun 2023, Kota Madiun sudah mempunyai cukup banyak sarana pendidikan yang tersebar di seluruh kawasan. Rinciannya, TK 328 rombel, SD 857 rombel, SMP 371 rombel, serta SMA/SMK 543 rombel.
“Untuk melihat daerah itu maju atau tidak, bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia. Indikator yang diukur ada tiga hal. Yaitu, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Memang untuk sektor pendidikan kami perlu menambahkan TK,” tutur Suwarno.
Sementara untuk lanjutnya, indikator ekonomi, Pemkot Madiun masih harus terus melakukan peningkatan. Pasalnya untuk mewujudkan Indonesia Emas, Kota Madiun ditargetkan mengalami pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Sedangkan, saat ini Kota Madiun baru di angka 5,8 persen.
“Di visi, kita target setara negara maju. Apakah bisa?, pasti bisa. Bisa dilihat untuk beranjak menuju Indonesia Emas, Kota Madiun hanya perlu beberapa poin,” katanya.
Guna mendongkrak hal itu, Suwarno menjelaskan, pihaknya bakal memaksimalkan sektor-sektor yang menjadi core bisnis di Kota Madiun. Antara lain, sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi dan persewaan mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi, serta jasa keuangan dan asuransi.
“Ada 17 sektor Produk Domestik Regional Bruto. Tapi, mana yang dominan ya itu yang akan kami genjot. Mengingat, memang core bisnis di perkotaan tidak bisa disamakan dengan daerah pedesaan yang masih bisa memiliki core bisnis di sektor pertanian,” jelasnya.
Untuk itu, dalam mengusung visi, misi, maupun target pencapaian RPJPD, Suwarno mengaku tak sembarangan. Serta, mengacu pada RPJPD Provinsi Jawa Timur dan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). “Kami menyusun RPJPD itu linier dengan Provinsi Jawa Timur maupun Nasional. Sehingga, pembangunan bisa berjalan lebih baik,” tandasnya. [dar.wwn]