Surabaya, Bhirawa
Siswa Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Ketintang Surabaya, Hari Jumat (8/11) lalu harus dievakuasi dari kelasnya ke tempat aman di halaman sekolah, setelah ada sirene dan pengumuman dari pengeras suara sekolah yang menginfokan telah terjadi gempa bumi. Ternyata adegan ketika para siswa keluar kelas sambil melindungi kepala dengan tasnya merupakan simulasi mitigasi bencana.
Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2024, Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Surabaya menggelar kegaiatan bertema Pahlawan Mitigasi selama tiga hari, mulai Hari Rabu, Kamis dan Jumat (5-7/11). Hari pertama para siswa diberikan literasi tentang bencana alam, hadi kedua edukasi Mitigasi Bencana oleh Tim MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center), sedangkan hari ketiga diisi Apel Hari Pahlawan, Literasi Aku Ingin Menjadi Pahlawan dan Simulasi Mitigasi Bencana.
Menurut Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 24 Surabaya, Ustadzah Norma Setyaningrum SPd MPd, tujuan digelarnya peringatan Hari Pahlawan ini agar para siswa bisa mentauladani perjuangan para pahlawan. Kalau dahulu pahlawan berjuang untuk membebaskan negara dari belenggu penjajahan, namun untuk era saat ini banyak hal yang bisa dilakukan seperti para pahlawan oleh generasi muda saat ini, agar bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Ustadzah Norma menjelaskan, setiap tahun SD Muhammadiyah memperingati peringatan Hari Pahlawan dengan tema yang berbeda – beda, sedangkan tahun ini mengangkat tema Pahlawan Mitigasi. Rangkaiannya telah dimulai sejak Hari Rabu (6/11) lalu, berupa literasi tentang contoh anak yang masih muda tetapi bisa menjadi pahlawan mitigasi yakni Telesmith, karena belajar ilmu geografi dan tahu ciri – ciri tsunami. Ketika berwisata di Negara Thailand dan melihat air laut surut, berbuih, hal ini seperti akan terjadi tsunami.
“Ternyata benar, akhirnya telesmith memberitahukan orang tuanya. Dan orang tuanya memberitahukan kepada penjaga pantai, akhirnya dilakukan evakuasi kepada pengunjing hingga bisa menyelamatkan sekitar 100 orang turis pengunjung pantai di Thailand, sehingga ketika di wilayah lain banyak korban. Namun, di Pantai Negara Thailand minim korban karena kecerdasan Telesmith dalam membaca tanda – tanda alam akan terjadi tsunami,” jelas Ustadzah Norma.
Ustadzah Norma menegaskan, di Pantai di Negara Indonesia banyak jatuh korban jiwa itu karena kelengahan kita, kelengahan karena tidak bisa membaca tanda – tanda alam akan terjadi bencana alam tsunami. ”Maka pada Peringatan Hari Pahlawan ini para siswa diarahkan bahwa semua orang bisa menjadi seperti telesmith itu. Yakni bisa mencegah banyak korban tsunami dengan mengetahui ciri – cirinya melalui Mitigasi Bencana,” tegas Ustadzah Norma.
Sedangkan Hari Kamis (7/11) mengundang relawan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Surabaya, yang menyampaikan edukasi mitigasi pada para siswa. Pada edukasi mitigasi ini para siswa sudah tahu apa bencana itu. ”Bencana apa yang mengancam Kota Surabaya ini. Khususnya di wilayah sekitar sekolah yakni di Ketintang ini, kan ada di kinarisnya ini rawan gempa bumi dan banjir. Maka Hari Kamis para siswa diedukasi apa yang harus dilakukan bila terjadi gempa. Apalagi beberapa waktu lalu Surabaya terdampak efek gempa di Bawean,” ujarnya.
Ternyata banyak yang tidak tahu, apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa. Dan kebanyakan langsung kabur ketika terjadi gempa, padahal itu justru berbahaya. Maka anak diedukasi dengan diam terlebih dahulu, dan melakukan perlindungan diri dahulu, karena durasi gempa biasanya tidak lama, hanya dalam hitungan detik atau menit saja sudah berhenti. Dan saat berhenti itulah dilakukan evakuasi dengan mengikuti jalur evakuasinya. ”Nah, hari inilah simulasinya,” tegasnya.
Bahkan, Ustadzah Norma mengaku sudah membuat SOP nya. SOP apa yang dilakukan siswa dan SOP yang harus dilakukan wali kelas. Dengan membuat Tim TSBS (Tim Siaga Bencana Sekolah) dengan tugas masing – masing. Ada ketua, ada tim evakuasi, ada tim kesehatan, ada tim keamanan. Dan setiap kelas melaksanakan SOP itu. ‘
“Kami memberikan pengetahuan pada siswa mitigasi bencana. Diharapkan setelah dilakukan simulasi ini para siswa mengetahui, sehingga bisa menyampaikan pada orang tuanya, saudaranya atau temannya. Dan bisa mengajak orang lain untuk melakukan mitigasi saat terjadi gempa. Itulah yang dimaksud Pahlawan Mitigasi, dengan memiliki bekal ilmu pengetahuan tentang mitigasi bencana,” tandasnya. [fen]