Oleh:
Wawan Triyanto, Kota Surabaya
Sebanyak 4.175 atlet pelajar se Jatim bersaing ketat untuk meraih juara di ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) XIV dan Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) II Jatim 2024 di Kabupaten Bangkalan 5-10 November. Dibalik euforia itu terselip sejarah Ganefo yang membuat mata dunia memandang Indonesia.
Pesta pembukaan Popda XIV dan Pepaperda II 2024 di Stadion Bangkalan Madura, Selasa (5/11) malam berlangsung sangat meriah. Penampilan Tarian Kolosal, Linkrafin, Marching Band Genderang Suling Jala Swara Madani SMAN 1 Taruna Madani Jatim, Defile Atlet dan aksi grub band Gildcoustic menghibur ribuan masyarakat yang memadati stadion,.
Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono didampingi Pj. Bupati Bangkalan Arief M. Edie menyalakan api Popda- Peparpeda di Mini Cauldron yang terhubung ke Giant Cauldron kemudian disusul pertunjukan kembang api membuat suasana malam di kawasan stadion terlihat semarak.
Namun sebelum proses pembukaan ada upacara yang cukup ‘sakral’ yakni pengambilan api Popda- Peparpeda di Desa Genteng, Kecamatan Konang, Bangkalan, dan dikenal sebagai “Api Ganefo pada Selasa (5/11). Api tersebut kemudian diarak hingga Pendopo Agung Bangkalan dengan jarak sekitar 54 km.
Sepanjang jalan ribuan masyarakat Bangkalan menyambut rombongan pembawa api Popda- Peparpeda. Kegiatan itu semakin semarak karena ratusan siswa mengenakan pakaian adat khas Madura. Selain itu juga terlihat truk dengan sound system cukup besar memutar lagu ciptaan Gubernur Jatim periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa berjudul Laga.
Moment tersebut mengingatkan sejarah besar bagi warga Bangkalan di tahun 1963, yakni Games New Emerging Force (Ganefo) sebuah ajang olahraga bagi negara-negara baru merdeka yang dikonsep oleh Presiden RI pertama Soekarno.
Kabupaten Bangkalan menjadi bagian penting dalam sejarah tersebut, sebab sumber obor api Ganefo diambil dari sumber api abadi yang terletak di desa Genteng, Kecamatan Konang, Kabupaten Bangkalan atau tempat yang sama diambilnya api obor untuk Popda-Pepaperda 2024.
Dari Desa Genteng api Ganefo dibawa secara estafet menuju Jakarta. Event Ganefo digelar di Jakarta tanggal 10-22 Nopember 1963 dengan diikuti 2.700 atlet dari 51 negara. Tanggal pelaksaan itu juga nyaris sama dengan penyelenggaraan Popda-Pepaperda saat ini.
Penyelenggara Ganefo karena pasca pelaksanaan Asian Games 1962 di Jakarta. Indonesia mendapat protes dari KOI (Komite Olimpiade Internasional) karena tidak mengundang Israel dan Taiwan sebagai peserta.
KOI berpandangan bahwa politik dan olahraga harus dipisahkan. Akhirnya KOI membekukan keanggotaan Indonesia dan menskorsing keikutsertaan Indonesia dalam ajang musim panas tahun 1964 di Tokyo, Jepang.
Mendapat skorsing dari KOI tidak membuat Presiden Soekarno gentar, bahkan ia berinisiatif menggelar ajang olahraga tandingan Olimpiade yakni Ganefo sebuah ajang olahraga bagi negara-negara yang baru merdeka.
Untuk mengenang sejarah besar olahraga tersebut, kini di Pendopo Agung Bangkalan didirikan Tugu Ganefo yang berupa tuga kepala berwana hitam dengan warna kuning melingkar di tiang peyangganya.
Pj Sekretaris Daerah Bangkalan, Irman Gunadi saat menerima obor Popda-Pepaperda di Pendopo Agung Bangkalan mengatakan kalau ajang multievent paling bergengsi tingkat pelajar se Jatim itu pelaksanaannya bertepatan dengan moment sejarah Ganefo.
Ia berharap seluruh peserta bisa memaknai sejarah tersebut dan dijadikan semangat para atlet pelajar untuk meraih prestasi. “Kobarkan semangat bahwa Bangkalan bisa, harapan kami semua kontingen dan para atlet bisa menjukkan dan menyajikan pertandingan yang sportif,” kata Irman Gunadi.
Selain meraih prestasi, event Popda-Peparpeda ini bisa memacu nasionalisme. Sebab dari Ganefo itulah menujukkan Indonesia adalah negara besar yang disegani dunia. “Semangat yang diwariskan melalui Ganefo diharapkan dapat menginspirasi generasi muda saat ini untuk terus mencintai bangsa dan menyalakan semangat berprestasi,” katanya. [gat]