33 C
Sidoarjo
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Perubahan Musim Dorong Penurunan Produksi Padi dan Beras


Pemprov, Bhirawa
Perubahan musim yang mengakibatkan pergeseran musim panen dan panen raya padi menuyebabkan perubahan angka produksi padi seperti data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur yang dirilis beberapa waktu lalu.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim menegaskan produksi padi di tahun 2024 masih terjaga dan stok pangan masih aman hingga akhir tahun.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Heru Suseno mengatakan, data rilis BPS terkait penurunan luasan panen padi , produksi padi hingga produksi beras merupakan angka sementara.

Menurutnya angka sementara yang menunjukkan penurunan ini diakibatkan pergeseran panen raya akibat perubahan musim.

“Karena adanya perubahan musim yang tahun 2023, panen raya bisa terjadi di Triwulan I dan Triwulan II (April – Mei). Tahun pada tahun 2024 ada pergeseran, Triwulan II dan Triwulan III baru panen raya. Sehingga berpengaruh pada masa tanam. Ini yang menyebabkan penurunan,” katanya.

Ia mencontohkan pada bulan September – Oktober itu merupakan masa tanam, maka Desember sudah panen. “Itukan terhitung pada tahun 2024, tetapi kenyataannya kan tidak, karena hujan saja masih jarang, dan bulan November ini saja baru mulai hujan,” katanya.

“Kalau petani mulai tanam misalnya akhir Oktober atau awal November maka panennya baru Januari 2025 atau Februari 2025 dan akhirnya dihitung menjadi produksi tahun 2025,” imbuhnya.

Berita Terkait :  Dihadapan Ribuan Jamaah Majelis Cinta Umat, Abah Anton Ingin Terus Memberi Manfaat Bagi Orang Lain

Ia menambahkan Pemprov Jatim dan Kementerian Pertanian sudah berupaya agar petani tidak menggeser masa tanamnya, salah satunya dengan irigasi perpompaan.

“Dengan upaya itu, juga tidak menjangkau antara yang menggeser masa tanam dengan yang siap tanam karena irigasi perpompaan tidak sebanding,” katanya.

Di sisi lain, luas panen padi hingga akhir tahun 2024 adalah 1.673.102 hektare dengan hasil produksi padi 9.475.071 ton. Dari jumlah padi itu, jika dijadikan beras menjadi 6.073.521 ton.

“Kemudian rata-rata konsumsi masyarakat Jatim selama November – Desember mencapai 3.234.700 ton. Artinya ini masih surplus sekitar 2,8 juta ton,” ungkapnya.

“Jumlah tersebut masih bisa memenuhi kebutuhan libur Natal dan tahun baru, selain itu juga memenuhi kebutuhan provinsi lain. Tapi untuk Jatim sendiri masih aman dan surplus,” tambahnya.

Kemungkinan areal sawah yang berubah peruntukkan dan berdampak berkurangnya areal tanam, Heru menyampaikan memang ada pengaruh, tetapi kalau masih bisa dilakukan peningkatan produktivitas, termasuk meningkatkan indeks pertanaman.

“Jadi yang awalnya panen dua kali. Kemudian dengan dorongan irigasi perpompaan itu bisa panen tiga atau empat kali,” ujarnya.

Saat ditanya terkait musim hidrometologi, Heru berharap tidak terjadi bencana alam yang mengakibatkan gagal panen.

“Kalau misal terjadi bencana dan gagal panen, kami sudah menyiapkan asuransi bagi petani yang lahannya terdampak,” pungkasnya. [rac.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img