Kota Madiun, Bhirawa.
Karena sepi pengunjung atau pembeli, ratusan kios konveksi di lantai dua Pasar Besar Madiun (PBM) ditinggal pedagangnya. Nyaris nihil aktivitas jual beli di kios-kios dagang.?
Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Madiun tak mau disudutkan perihal kondisi tersebut. Sejumlah faktor disebut-sebut jadi biang sepi.?Diperoleh data di Disdag, total terdapat 1.693 kios dagang di PBM.
Sebanyak 112 kosong tak bertuan. Sewa per tahun mulai Rp 1.200.000 sampai Rp 2.600.000, tergantung luas kios dengan rata-rata ukuran kios 2,5×3 meter.
Kepala Disdag Kota Madiun, Ansar Rasidi dihubungi, Senin siang (28/10) mengatakan, ada tantangan yang dihadapi pedagang.?Sejumlah faktor yang diklaim sebagai penyebab lantai dua PBM sepi. Seperti, harga produk yang kurang bisa bersaing.
”Kami mengupayakan para pedagang untuk kulak bahan dari Pemkot agar harga bisa bersaing,” kata Ansar Rasidi, Senin (28/10).?
Letak bagian konveksi PBM disebut-sebut turut jadi kambing hitam. Yakni, mengenai kecenderungan masyarakat yang berat untuk berjalan naik tangga ke lantai dua PBM.?
”Kebanyakan masyarakat umum malas naik ke lantai dua,” ujarnya.?
Lantas, bagaimana sikap Disdag terhadap lantai dua PBM yang sepi pengunjung atau sepi pembeli itu? Disdag punya rencana di tahun depan.
”Kami akan mengadakan beberapa even di atas (lantai dua, Red), anggaran 2025, untuk menarik daya beli,” ungkap Ansar.?
Selain itu lanjut Ansar Rasidi, kini pihaknya bakal menggandeng investor Krucil dan Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Kota Madiun yang membidangi konveksi berencana membangun pabrik konveksi di lantai tiga PBM di hamparan seluas sekitar 2.000 meterpersegi.
“Kalau pihak Krucil dan Hipmi bersedia membangun pabrik konveksi di lantai tiga PBM, otomatis, para pedagang konveksi di lantai dua PBM itu yang sekarang terdapat 112 kios kosong itu, nantinya akan terisi pedagang konveksi baru,” ungkapnya.
“Sebab, kalau di lantai tiga PBM sudah terbangun pabrik konveaksi, para pedagang konveksi di lantai dua, tentunya akan kulakan dagangannya lebih dekat dan lebih murah. Karena selama ini para pedagang konveksi di PBM mengambil barang dagangan konveksinya ke Pasar Tanah Abang Jakarta. Sehingga para pedagang konveksi di lantai dua PBM relatif sedikit keuntungannya,” katanya.
Itu sebabnya, lalu pedagang konveksi itu, sekarang ganti kulakan barang dagangannya lewat Online dan ke Sales yang katanya lebih bisa memberikan keuntungan. Namun sebanyak 112 kios ksosng tanpa bertuan itu sampai sekarang tetap masing kosong
Faktor lainnya, kios di lantai dua PBM jadi kosong ditinggal pemiliknya, yang rata-rata hanya sebagai penyewa kios tahunan.
“Mereka (para pedagang di kios lantai dua.red) memilih meninggalkan kiosnya daripada memperpanjang persewaan kios, tetapi kondisinya sepi pembeli. Kondisi seperti itu sudah sejak 2013 lalu hingga sekarang ini, tetap saja 112 kios tetap kosong,” terang Ansar.
Meski PBM kondisinya seperti itu, kata Ansar, tetapi retribusi PBM justru malah naik. Ini terbukti retribusi sebelumnya hanya Rp778 juta/tahun. Mulai beberapa tahun lalu setelah di PBM dipasangi portal parkir, pendapatan retribusi naik menjadi Rp 2,1 miliar/tahun. [dar.dre]