Sidoarjo, Bhirawa.
Selama Seminggu ini, mulai Senin (28/10) kemarin, hingga 1 November 2024, Pemantauan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik (PEK PPP), secara marathon akan dilakukan oleh Bagian Organisasi Pemkab Sidoarjo, kepada 111 OPD. Mulai tingkat Kelurahan, Puskesmas, Kecamatan, OPD dan BUMD.
Tim evaluasi, ada dari Kepala Perwakilan Obudsman RI Jawa Timur, Agus Muttaqin SH, Tim Biro Organisasi Pemprov Jatim, Advisor Nasional USAID-ERAT, Profesional Smart ID dan Asisten Tata Pemerintahan dan Kesra Pemkab Sidoarjo.
Kepala Bagian Organisasi Pemkab Sidoarjo, Arif Mulyono SSTP MHp, mengatakan kegiatan tersebut sebagai wujud perhatian Pemkab Sidoarjo terhadap semua unit kerja di Kabupaten Sidoarjo, supaya pelayanan publiknya terus mengalami perbaikan.
“Hasil dari pemantauan dan evaluasi kinerja ini, akan kami sampaikan kepada unit kerja pada Bulan Desember 2024,” kata Arif, saat mendampingi kegiatan yang diselenggarakan di gedung Kantor BKD Kabupaten Sidoarjo itu.
Para tim pemantau dan evaluasi diantaranya menanyakan capaian target kerja OPD dan inovasi pelayanan publik yang telah dilakukan.
Arif menegaskan dengan pemantauan dan evaluasi pelayanan publik ini, maka jangan sampai ada petugas di unit kerja sampai tidak tahu apabila ada masyarakat yang akan mengurus pelayanan di tempatnya.
“Kami ingatkan juga, jangan sampai ada mal administrasi,” katanya.
Kepala Kelurahan Gebang Kecamatan Sidoarjo, Sayudi, ketika wawancara dan presentasi mengatakan akan meningkatkan pelayanan jemput bola kepada warganya yang berada di wilayah terpencil. Bila selama ini setiap 3 bulan sekali mengunjungi warganya di wilayah terpencil, maka akan ditingkatkan menjadi setiap 1 bulan sekali.
“Anak buah saya siap. Agar warga di sana semakin cepat mendapatkan pelayanan, tidak perlu mereka datang ke kantor kelurahan,” kata Sayudi, saat ditanya oleh tim evaluator.
Wilayah yang dimaksud adalah di wilayah dusun Pucukan dan dusun Kalikajang Kecamatan Sidoarjo kota. Di dusun itu, sulit dijangkau oleh transportasi darat. Sehingga disana lebih dominan menggunakan transportasi sungai, dengan menggunakan perahu mesin, tentu saja butuh biaya yang besar.
Bila dengan motor bisa, namun jalan yang harus dilakui adalah jalan setapak yang tidak terlalu lebar. Bila tidak trampil dan hati-hati, pengendara bisa terjatuh di kawasan tambak yang ada di sekelilingnya.
Selain itu, pada saat musim hujan, ada jalan sepanjang satu setengah kilometer yang tidak bisa dilewati. Karena dipenuhi oleh lumpur tambak.
“Selain itu, dikawasan itu, signyal HP dan wifi sulit ditangkap,” katanya.
Di Kelurahan Kemasan Kecamatan Krian, disampaikan oleh Kepala Kelurahannya, Wilujeng, punya inovasi yang disebut Sepekan. Juga melayani warga dengan jemput bola, khusus Lanjut Usia, disabilitas agar tidak perlu datang ke kantor Kelurahan.
“Kita lakukan selama dua jam, pada hari Sabtu malam,” katanya.[kus.ca]