29 C
Sidoarjo
Wednesday, October 23, 2024
spot_img

Paslon Kada Siap Bebaskan Kota Batu dari Sampah dan Bangun Pembangkit Listrik Mandiri

Kota Batu, Bhirawa.
Banyak program yang ditawarkan para pasangan calon (paslon) Kepala Daerah (Kada) Kota Batu yang dipaparkan ke publik untuk bisa menarik simpati Masyarakat. Salah satunya program waste to energy and waste to product yang ditawarkan paslon Firhando Gumelar – H Rudi (GuRu) dalam membangun Kota Batu kembali hijau dan terbebas dari permasalahan sampah.

Gumelar menginginkan Kota Batu bisa menjadi Daerah pertama di Jawa Timur yang menerapkan waste to energy. “Maksudnya, sampah-sampah yang ada di Kota Wisata ini nanti akan diolah menjadi energi listrik sehingga Kota Batu akan bisa memiliki pembangkit listrik mandiri,” ujar Mas Gum, sapaan akrab Firhando Gumelar, Rabu (23/10).

Kemudian untuk menyelesaikan masalah sampah di Kota Batu, Mas Gum akan menerapkan waste to product atau daur ulang sampah untuk dijadikan produk. Karena ia ingin memunculkan kemandirian ekonomi yang dimulai dari tingkat RW dengan melakukan pilah sampah.

Hasil dari pilah sampah ini akan dilakukan daur ulang dimana pemerintah kota akan membantu dalam pemasarannya. “Untuk itu akan ada Batu Smart Waste Management dimana sampah sebelum dikirim ke TPA akan dipisah di tiap RW dan diolah dulu di TPS3R,” jelas Mas Gum.

Dengan adanya bantuan dan support dari pemerintah kota dalam memasarkan produk daur ulang, dan dengan adanya pengolahan sampah menjadi tenaga listrik juga bisa membantu PAD Pemkot Batu sekaligus menciptakan zero waste atau bebas sampah untuk Kota Batu.

Berita Terkait :  IDI Desak Dilibatkan dalam Pembuatan Aturan Pelaksana UU Kesehatan

Ditambahkan H Rudi sebagai cawawali paslon GuRu bahwa pihaknya hanya membutuhkan waktu 10 bulan untuk bisa mengatasi persoalan sampah di Kota Batu ini. Ia akan mengajak warga untuk mencari berkah dari sampah.

“Dengan memanfaatkan energi tenaga surya maka kita bisa melakukan pembebasan pajak bagi warga yang menggunakan energi listrik,” ujar Rudi. Menurutnya, menjadi seorang pemimpin bukan hanya masalah merebut kepemimpinan namun bagaimana seorang pemimpin bisa berinovasi dan memberikan solusi terkait permasalahan yang ada di masyarakatnya.

Seolah tak ingin ketinggalan, paslon Kris Dayanti- Kresna Dewanata Prosakh (KriDa) juga memiliki program unggulan yang ditawarkan kepada masyarakat. Mereka mengaku memiliki strategi jitu dalam mengembangkan desa wisata di Kota Batu. Strategi inipun juga telah dipaparkan dalam debat perdana beberapa waktu lalu.

Kris Dayanti (KD) mengatakan bahwa Desa Wisata di Kota Batu sebaiknya menerapkan pariwisata terintegrasi. Selain terintegrasi dengan lingkungan dan pertanian, juga harus ada integrasi dengan pemerintah kota, masyarakat dan investor. Dengan integrasi yang optimal maka banyak ikon desa yang bisa ditampilkan dan dieksplorasi secara meluas ke luar negeri.

“Ada beberapa desa di Kota Batu yang telah berhasil menarik minat wisatawan. Bahkan, beberapa desa ini telah menarik puluhan ribu wisatawan untuk berkunjung. Desa tersebut meliputi Desa Oro-oro Ombo, Sidomulyo, Pandanrejo, dan Tulungrejo,” ujar KD.

Desa-desa ini menjadi desa yang memiliki banyak kunjungan hingga mencapai 20 ribu wisatawan. Dan dengan adanya konsep Desa Wisata ini, KD berharap akan bisa melakukan pengelolaan lebih baik sehingga Kota Batu bisa lebih banyak mendapatkan kunjungan wisatawan.

Berita Terkait :  Telkomsel Dorong Semangat Inovasi Digital di IndonesiaNEXT Summit 2024

KD mengaku sudah memiliki misi untuk meningkatkan kunjungan wisata. Yakni dengan mengadakan event dan festival di desa wisata. Pihaknya akan merangkul 24 desa/kelurahan untuk terus memperbarui atau upgrade program desa wisatanya agar wisatawan akan terus berkunjung lebih dari 1 kali.

Namun tawaran program KriD ini mendapatkan kritikan dari paslon nomor urut 1 Nurochman-Heli Suyanto (SAE). Nurochman menyatakan bagaimana sebuah Desa Wisata bisa dikelola dengan baik tanpa melakukan kanibal.

Krtitikan ini dijawab oleh cawawali paslon KriDa, Kresna Dewanata Prosakh bahwa sebuah Desa Wisata ini akan dipromosikan secara masif, sehingga kunjungan wisata di Kota Batu bisa semakin meningkat. Karena itu dari 24 desa/ kelurahan yang ada di Kota Batu, akan dibuat klasterisasi agar tidak ada kesamaan ikon antara desa satu dengan yang lain.

“Dan dengan kemampuan Bu Kris Dayanti maka seluruh Desa Wisata yang ada di Kota Batu bisa dipasarkan dengan mudah,” ujar Dewa.[nas.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img