34 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Petani Sayur Jeblok

Petani sayur jeblok, tidak modal, (ironisnya) pada saat musim kemarau. Seharusnya musim mendukung kebaikan tumbuh-kembang sayur. Namun petani enggan memetik sayur yang siap panen. Karena ongkos panen lebih mahal dibanding harga sayur. Harga kubis menyentuh nilai terendah sepanjang 15 tahun terakhir. Hanya Rp 400,-per-kilogram. Nasib yang sama dialami petani tomat, yang jeblok harga. Sampai petani membiarkan tomat membusuk di pohon.

Sebagian petani sayur men-sedekah-kah hasil panen, dengan pengharapan musim berikutnya akan panen rezeki. Sayur (termasuk tomat), sudah menjadi komponen pangan bergejolak (volatile food), sampai perbincangan di istana negara. Terutama pada musim hujan, karena seluruh asyur sangat rentan terkena siraman air hujan. Bunga dan buntil cabai akan berguguran. Maka gejolak harga sayur pada musim kemarau, patut dicermati.

Diperlukan silih komoditas tanam antar-daerah, untuk menghindari kelebihan stok hasil panen bersama. Terutama komoditas hortikultura yang sering mengalami volateli. Tiba-tiba harga naik, dan tiba-tiba pula anjlok. Seperti bawang merah, bawang daun, wortel, cabai, kubis, dan tomat.

Berdasarkan sigi Kementerian Pertanian, kebutuhan kubis Indonesia tahun 2023 ditaksir sekitar 1,5 juta ton. Tiap tahun naik sekitar 1,9%. Sedangkan panen kubis tahun 2023 mencapai 1,9 juta ton. Artinya, sudah kelewat banyak, melebihi kebutuhan. Terjadi suplai melebihi demand. Harga murah menjadi keniscayaan. Wajib diantisipasi seluruh petani. Antara lain dengan mengurangi lahan tanam kubis. Bisa diganti dengan tanaman yang lebih aman. Misalnya, kentang, yang cocok pada areal yang sama dengan kubis.

Berita Terkait :  Resolusi Santri Untuk Indonesia Emas 2045

Kubis merupakan tanaman hortikultura yang penting bagi penduduk Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kubis dapat dimanfaatkan sebagai lalapan, sayur, dan olahan lain. Tetapi pada saat panen “meledak,” harganya bisa terjun bebas sampai Rp 400,- per-kilogram di Tingkat petani. Dalam keadaan normal, harga kubis berada pada kisaran Rp 6 ribu per-kilogram. Sehingga banyak petani kepincut menanam kubis, bersamaan. Panen juga bersamaan, hampir di seluruh sentra kubis.

Prinsip supply and demand, pada kubis, sudah terjadi over produksi. Sebenarnya telah terjadi sejak tahun 2020 lalu, bersamaan pandemi CoViD-19. Kerugian akan terasa lebih menindih, karena tanaman sayur tidak memperoleh pupuk subsidi. Karena bukan komoditas prioritas pupuk subsidi. Berdasar Permentan Nomor 10 Tahun 2022, hanya terdapat Sembilan komoditas tanam. Yakni, padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kopi, dan kakao.

Alih komoditas menjadi keniscayaan. Kawasan berbukit, sekaligus area wisata, sangat berpotensi untuk komoditas selain kubis. Misalnya, melon, yang biasa tumbuh subur pada ketiggian 500 – 700 meter dpl. Juga stroberi, selada, kentang, dan apel. Pada beberapa kawasan sekaligus dibuka wisata petik langsung. Pada masa kini, banyak pula yang menanam kopi. Sebagai respons menjamurnya warung kopi.

Jenis sayur lainnya, sawi, dan tomat, senasib dengan kubis. Dengan problematik yang sama pula. Kelebihan panen. Sawi telah dibudidaya lebih modern, pada lahan sempit. Metode hidroponik, sangat “booming” pada tanaman sawi. Begitu pula tomat, juga ditanam secara hidroponik. Bukan sekadar petani profesional yang menanam. Melainkan setiap rumahtangga yang tertarik (kalangan hobbies).

Berita Terkait :  Lingkungan Kerja yang Diinginkan Generasi Z

Dibutuhkan campur tangan pemerintah melindungi perekonomian ke-pertani-an, sesuai mandat UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Pada pasal 4 huruf b, dinyatakan tujuan penyelenggaraan pangan, adalah “menyediakan pangan yang beraneka ragam, dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi konsumsi masyarakat.” Pemerintah seyogianya menggencarkan bantuan kepada profesi ke-pertani-an. Terutama pada saat harga panen anjlok.

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img