28 C
Sidoarjo
Sunday, October 6, 2024
spot_img

BPBD Jatim Kuatkan Kapasitas Jurnalis Tangguh Bencana melalui Materi Survival

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto membuka sosialisasi jurnalis tangguh bencana, Kamis (4/10). (abednego/Bhirawa).

BPBD Jatim, Bhirawa
Memasuki musim pancaroba, BPBD Jatim terus meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana. Peningkatan kapasitas kebencanaan ini salah satunya dengan menggandeng jurnalis Jawa Timur dalam upaya penanggulangan bencana.

Bertempat di K Gallery Hotel Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, BPBD Jatim menggelar sosialisasi selama dua hari, yakni Kamis (3/10) hingga Jumat (4/10). Bertemakan “Jurnalis Tangguh Bencana”, sosialisasi penanggulangan benvana ini mengajak pokja wartawan Grahadi dan pokja wartawan Indrapura.

Kegiatan sosialisasi dibuka langsung oleh Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto. Turut mendapingi Plt Kabid PK BPBD Jatim, Dadang Iqwandy; Plt Kabid RR BPBD Jatim, Dhany Aribowo dan Penata PB Ahli Madya, Sriyono. Serta pemateri, yakni Guru Besar Unair Surabaya, Prof Hotman Siahaan dan Fasiliator SPAB, Racmad Subekti Kimiawan.

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, kegiatan jurnalis tangguh bencana ini dilakukan, mengingat saat ini sudah mulai pancaroba dari musim panas ke musim hujan. Bahkan hal itu diingatkan juga oleh BMKG untuk mengantisipasi potensi bencana saat musim pancaroba.

“Teman-teman jurnalis biasanya turun ke lapangan kalau terjadi bencana. Dengan materi survival (bertahan hidup), kami berharap teman jurnalis pada saat liputan bencana bisa bertahan jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” kata Gatot Soebroto.

Selama ini, diakui Gatot, peran teman-teman media dalam mesosialisasi bencana ke masyarakat sudah sangat baik. Pihaknya berharap dengan adanya info potensi megathrust, teman-teman media bisa mengedukasi masyarakat untuk tidak panik.

Berita Terkait :  Kodim 0815/Mojokerto Bongkar Rumah Dinas Guru untuk Perpustakaan

“Megathrust ini sifatnya potensi, dan belum tahu kapan itu terjadi. Sehingga masyarakat tidak perlu kuatir dan harus menyiapkan diri alabila sewaktu-waktu terjadi bencana. Dan tahu apabila ada potensi yang sudah menjadi ancaman, maka harus tahu cara mengamankan diri,” ungkapnya.

Sementara itu, Guru Besar Unair Surabaya, Prof Hotman Siahaan menambahkan, rumus kebencanaan adalah Risiko = Hazard x Kerentanan : Kapasitas. Semakin besar hazard atau ancamannya, maka semakin rentan dan risikonya semakin besar.

“Intinya, makin besar kapasitas kita, maka semakin besar kita mengurangi risiko yang terjadi akibat bencana. Dalam sosoilogi kebencanaan, ada salah satu pendekatan yakni pendekatan komunitas. Yakni meningkatkan kapasitas masyarakat akan bencana, sehingga risiko bisa diantisipasi sekecil mungkin,” tambahnya.

Sedangkan Fasiliator SPAB, Racmad Subekti Kimiawan mengatakan, keberhasilan untuk selamat dari keadaan survival ini tergantung dari kemampuan seseorang. Utamanya untuk menahan stres dalam situasi darurat.

“Yang paling penting dan kunci lolos dari keadaan survival adalah pikiran kita sendiri. Atau biasa kita sebut dengan Posittive Mental Attitude (PMA),” pungkasnya. (bed.hel)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img