Bojonegoro,Bhirawa.
Tinggal tiga bulan lagi, serapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)Kabupaten Bojonegoro hingga per 26 September 2024 baru terserap sekitar 36,03 persen atau Rp 2,9 triliun dari total APBD Bojonegoro sebesar Rp 8,2 triliun. Masih rendahnya serapan ini karena belanja daerah realisasinya masih minim.
Kepala Badan Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Bojonegoro, Luluk Alifah, mengatakan rendahnya serapan ini karena belanja daerah realisasinya masih minim. Misalnya belanja operasi baru terealisasi 43,09 persen, atau dari total anggaran Rp 4,4 triliun realisasinya baru Rp 1,9 triliun. “Sedangkan untuk belanja modal total anggaran Rp 2,2 triliun realisasinya Rp 324 miliar atau baru 14,47 persen,”jelasnya kemarin (2/10).
Untuk belanja operasi yang serapannya minim adalah belanja subsidi yakni dari total anggaran Rp 2 miliar belum terealisasi. Sementara untuk belanja modal yang realisasinya masih minim yakni belanja modal tanah, yakni total anggaran Rp 180 miliar terealisasi Rp 6,4 miliar atau 3,57 persen. “Realisasi atau serapan APBD 2024 ini akan terus update karena saat ini sudah memasuki bulan Oktober dan masih memiliki sisa November dan Desember,” ujarnya. [bas.hel]