27 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Camat Manyar Mediasi Penyaluran Beras CSR Intruksikan Ganti Beras Sesuai


Gresik, Bhirawa
Mediasi pihak pemerintah kecamatan Manyar, terkait penyaluran beras CSR di Desa Roomo. Penyaluran beras dari CSR PT Smelting, karena beras yang disalurkan ke warga diduga kurang layak konsumsi. Akan mengganti beras, dan kedepan agar kedepannya berupa barang.

Menurut Kepala Desa Roomo Taqwa Zainudin mengatakan, bahwa memastikan akan mengganti beras tersebut kepada masyarakat. PT Smelting memang memberikan CSR kepada Pemerintah Desa, berupa uang yang sebagian digunakan untuk memberikan bantuan beras kepada masyarakat.

“Yang melaksanakan dan membeli (berasnya), adalah tim pelaksana kegiatan dan perangkat kita. Total beras yang disalurkan 1.180 paket, per paket 10 kilogram, pasti kita ganti semua,”ujarnya.

Sementara Camat Manyar Hendriawan Susilo mengatakan, bahwa polemik penyaluran beras dari CSR PT Smelting. Timbul karena beras yang disalurkan ke warga diduga kurang layak konsumsi, meminta agar besok pemerintah Desa menyampaikan permintaan maaaf kepada masyarakat secara terbuka.

“Sudah instruksikan kepada pemerintah desa, agar beras yang sudah disalurkan diganti dengan yang lebih layak. Sesuai dengan nilai dan spek dari pihak pemberi CSR, yang disalurkan.”ungkapnya.

Ditambahkan Susilo, bahwa agar kejadian tidak muncul serupa. Menghimbau kepada pihak swasta atau perusahaan, yang memberikan CSR agar kedepannya berupa barang. Dilakukan agar sesuai peruntukan, juga keamanan dari nilai CRS.

Sebelumnya, Karena beras yang diberikan banyak kutunya dan bahu apek, ratusan warga Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, menggelar aksi unjuk rasa ke balai desa setempat, Selasa (17/9/2024). Demo itu dilakukan warga sebagai imbas bantuan beras dari PT Smelting yang dianggap tidak layak konsumsi.

Berita Terkait :  Pimpinan MPR RI Bamsoet Nilai Presiden RI Ke-2 Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional

Beras itu selain banyak kutunya, bahu apek, juga banyak pasirnya. Tidak hanya itu, harga dan kemasan beras juga tidak sesuai. Dalam kantong tertulis 10 kilo setelah dichek warga hanya berisi 8 kilo. Juga beras yang semestinya harganya Rp.14 ribu/ kilo, dibelikan harga Rp. Rp.9 ribu/ kilo. Itu sebabnya, warga ramai-ramai mengembalikan beras itu ke balai desa setempat. Beras itu dibagikan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Smelting. Namun, warga mengeluhkan bahwa kualitas beras jauh dari harapan.

Dalam aksi itu warga membawa beras apek dan berkutu ke balai desa sebagai bentuk protes. “Ini beras kualitasnya buruk. Saya ingin mengembalikannya ke desa,” ujar Atika, salah satu warga yang turut serta dalam demo tersebut.

Selain kualitas yang rendah, Atika menambahkan bahwa berat beras yang diterima tidak sesuai dengan keterangan pada kemasan, yang seharusnya 10 kilogram.

“Saat kami timbang, beratnya hanya sekitar 8,5 hingga 9 kilogram, tidak sampai 10 kilogram seperti yang tertera,” ungkapnya.

Warga meminta transparansi dari pemerintah desa terkait pengadaan beras bantuan CSR dari PT Smelting itu. Menurut Atika, harga per kilogram beras seharusnya mencapai Rp 14 ribu, namun kualitasnya sangat mengecewakan.”Kami ingin tahu siapa yang bertanggung jawab atas pengadaan ini dan berapa harga beras sebenarnya,” tegasnya. [kim.eri.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img