Oleh :
Amir Rifa’I
Dosen AIK UMM
Dalam sejarah peradaban manusia, jarang kita temukan sosok yang memiliki pengaruh dan teladan sebesar Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rasul terakhir dalam agama Islam, beliau adalah sosok yang tidak hanya menjadi pemimpin agama, tetapi juga pemimpin moral, politik, dan sosial yang membawa perubahan besar bagi umat manusia.
Kepribadiannya yang mulia dan tindakannya yang adil telah menjadi inspirasi bagi seluruh umat Islam selama lebih dari 1.446 tahun.
Maka, meneladani Nabi Muhammad tidak sekadar mengikuti ajaran-ajaran Islam secara formal, tetapi lebih dalam dari itu, yakni bagaimana kita dapat menjalani kehidupan dengan integritas, kasih sayang, dan keadilan.
Nabi Muhammad adalah sosok yang selalu memberi kasih sayang. Beliau adalah pribadi yang lembut, penuh cinta, dan selalu berusaha untuk menjaga keharmonisan hubungan antar sesama. Beliau dikenal selalu memperlakukan semua orang dengan adil, tanpa memandang latar belakang, ras, atau status sosial mereka.
Dalam salah satu hadisnya, Nabi Muhammad bersabda: “Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.” Ini adalah bentuk kasih sayang yang melampaui batas-batas fisik dan kepentingan pribadi. Dengan demikian, teladan Nabi mengajarkan kita bahwa kasih sayang dan kepedulian adalah fondasi dari kehidupan bermasyarakat yang harmonis.
Sifat lain yang melekat erat pada Nabi Muhammad adalah kejujuran dan integritas. Sebelum diangkat menjadi Rasul, beliau sudah dikenal di kalangan masyarakat Mekah dengan julukan Al-Amin, artinya “yang terpercaya”. Bahkan orang-orang yang tidak seiman pun mengakui kejujurannya. Ketika beliau diangkat sebagai Nabi, sifat ini semakin dipertegas dalam setiap ajarannya. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS Al-Qalam: 4).
Kejujuran dan integritas adalah prinsip yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam berbisnis, berpolitik, maupun dalam kehidupan sosial. Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kebenaran dan keadilan harus ditegakkan di atas segala kepentingan pribadi atau kelompok. Jika setiap individu mampu meneladani kejujuran Rasulullah dalam tindakan mereka, dunia akan menjadi tempat yang lebih adil bagi manusia.
Kejujuran ini juga bisa diterapkan dalam konteks di zaman sekarang. Di era informasi yang serba cepat, penyebaran berita bohong atau hoaks menjadi salah satu tantangan terbesar. Meneladani Nabi Muhammad berarti menempatkan kejujuran sebagai nilai utama dalam setiap komunikasi dan interaksi, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya.
Selain sifat kasih sayang dan kejujuran, Nabi Muhammad juga dikenal sebagai sosok yang pemaaf dan sangat toleran. Salah satu peristiwa yang menggambarkan hal ini adalah ketika Nabi berhasil menaklukkan kota Mekah tanpa kekerasan, beliau memilih untuk memberikan pengampunan kepada musuh-musuhnya. Padahal, orang-orang Mekah sebelumnya telah menganiaya beliau dan para pengikutnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, sifat pemaaf ini bisa dijadikan sebagai contoh bagaimana seorang pemimpin sejati tidak mendendam atau memelihara kebencian. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dihadapkan pada situasi yang seringkali membuat kita merasa marah atau kecewa terhadap orang lain. Namun, meneladani Nabi Muhammad mengajarkan kita bahwa memaafkan adalah jalan yang lebih mulia dan lebih bermanfaat daripada menyimpan dendam.
Selanjutnya, Nabi Muhammad adalah contoh ideal dari seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Kepemimpinannya tidak hanya didasarkan pada kekuatan fisik atau kekuasaan politik, tetapi pada moralitas yang tinggi dan kecerdasan dalam memecahkan masalah. Salah satu contoh dari kepemimpinan Nabi yang bijaksana adalah ketika terjadi perbedaan pendapat di kalangan suku-suku Mekah tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad saat renovasi Ka’bah. Dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya, Nabi Muhammad menawarkan solusi yang diterima oleh semua pihak, sehingga tercipta perdamaian.
Prinsip keadilan yang dijunjung tinggi oleh Nabi Muhammad juga terlihat dalam berbagai keputusan politik dan hukum yang diambilnya. Beliau tidak pernah memihak atau berlaku tidak adil, bahkan terhadap keluarganya sendiri. Dalam sebuah riwayat, ketika seorang wanita dari keluarga terpandang melakukan pencurian, beberapa sahabat mengusulkan untuk tidak menghukumnya demi menjaga nama baik keluarga. Namun, Nabi Muhammad menegaskan bahwa keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu, dan wanita tersebut tetap harus menerima hukuman sesuai syariat.
Kepemimpinan yang adil dan bijaksana ini sangat relevan jika kita jadikan panduan bagi para pemimpin modern saat ini. Dalam dunia yang penuh dengan intrik politik dan kepentingan pribadi, teladan dari Nabi Muhammad menunjukkan bahwa kepemimpinan yang sukses adalah yang didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang kuat, keadilan, dan keberpihakan pada kebenaran.
Selain sifat-sifat tertera diatas, Nabi Muhammad menjalani hidup dengan kesederhanaan yang luar biasa, meskipun beliau adalah pemimpin umat dan memiliki pengikut yang banyak. Kesederhanaan ini terlihat dalam pakaian, makanan, tempat tinggal, hingga cara berinteraksi dengan orang lain. Beliau tidak pernah hidup berlebihan dan selalu mengingatkan umatnya untuk bersikap qana’ah, yakni menerima apa yang diberikan Allah dengan lapang dada.
Masih banyak keteladanan yang bisa kita ambil dari sosok Nabi Muhammad SAW. Dan Meneladani Nabi Muhammad bukanlah hal yang mudah, tetapi sangat penting untuk dilakukan. Teladan beliau meliputi berbagai aspek kehidupan, beliau menjadi model bagi terciptanya nilai-nilai luhur yang relevan dalam kehidupan umat Islam saat ini. Wallahu a’lam bishowab.
————- **** —————