Sampang, Bhirawa.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, melalui Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab), Sampang, ikut mensosialisasi kegiatan 3D Seismik North Ketapang 2024 dengan menyasar tokoh masyarakat dan agama di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.
Hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang H. Yuliadi Setiyawan, Staf Ahli Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik Asroni, S.sos, M.Si, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sri Andyono Sudono S.H., M.M, Kabag Perekonomian Setdakab Sampang, Forkopimcam Sokobanah.
Hadir juga perwakilan Pihak Elnusa selaku Kontraktor yang akan melakukan Survei 3D Seismik, Kepala Desa, serta tokoh agama, tokoh masyarakat, para asosiasi nelayan di Kecamatan Sokobanah.
Sekdakab Sampang H. Yuliadi Setiyawan menyatakan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah dalam pelaksanaan Survei Seismik 3D North Ketapang 2024.
Pihaknya menyampaikan bahwa pelaksanaan survei tersebut kapal bergerak dari perairan Bangkalan hingga Sumenep. Ia menekankan bahwa pengelolaan migas merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, namun dukungan dari Pemerintah Daerah sangat diperlukan untuk keberhasilan kegiatan tersebut.
“Kebutuhan migas di Indonesia harus dicari dan dipenuhi sebab jika kurang dan harus membeli dari luar negeri, maka akan semakin mahal,” ujarnya.
Untuk mengendalikan harga migas, Pemerintah Pusat bersama dengan Petronas berupaya mencari titik-titik baru melalui survei seismik ini.
Sekdakab Sampang juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam mensukseskan kegiatan Seismik 3D North Ketapang 2024 ini demi pemenuhan kebutuhan migas nasional.
Sementara itu, Novian selaku Perwakilan Kontraktor Elnusa yang ditunjuk oleh SKK Migas dan Petronas dalam melakukan kegiatan Seismik 3D menyampaikan bahwa survei tersebut bertujuan untuk mencari gambar seismik bawah laut.
Pelaksanaan survei tersebut tanpa melakukan pengeboran atau pembangunan infrastruktur dan survei tersebut menurutnya penting untuk menemukan sumber baru.
Pelaksanaan survei tersebut akan melibatkan satu kapal dengan ukuran 70 meter yang akan beroperasi 24 jam sehari selama satu bulan, tanpa berhenti atau berlabuh baik siang maupun malam.
Menurutnya, kapal akan berjalan di alur-alur yang sudah ditentukan untuk memastikan pengambilan gambar yang lengkap.
“Kapal tersebut akan menghasilkan sinyal dan sensor untuk mendapatkan gambar seismik yang dicari dan dikumpulkan,” ungkapnya.
Survei tersebut akan dilakukan di laut dengan area survei paling dekat satu kilometer dan paling jauh sepuluh kilometer dari kapal dan setelah 30 hari, kapal akan kembali ke pelabuhan.
Untuk menjaga keselamatan, kapal survei akan dikawal oleh kapal kecil lainnya dan nelayan tidak diperbolehkan mendekati area survei.
Rencana pelaksanaan survei akan dimulai pada minggu ketiga bulan Agustus, dengan pengecekan kondisi laut dilakukan dari minggu pertama hingga minggu ketiga bulan tersebut.
“Kami berharap pelaksanaan survei ini dapat berjalan aman tanpa kecelakaan,” pungkasnya. [lis.dre]