34 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pertempuran TRIP 31 Juli Sebagai Hari Besar Daerah

Jadi Muatan Lokal Sejarah di Sekolah Kota Malang

Lanjutkan semangat Tentara Pelajar atau Mas Trip pada era kemerdekan menjadi sebuah keharusan. Karena itu Ketua Paguyuban Mas TRIP Jawa Timur Destry Damayanti mengajak kepada masyarakat dan generasi muda agar tetap mengisi kemerdekaan ini dengan terus melanjutkan semangat perjuangan pahlawan TRIP.

Oleh:
M Taufik, Kota Malang

Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Malang untuk menetapkan tanggal 31 Juli sebagai Hari Besar Daerah Kota Malang, sebagai salah satu cara untuk tetap mengobarkan semangat Mas TRIP kepada generasi muda.

Generasi muda sekaranf akan mengjingat jika Pada 31 Juli 1947, di Jalan Salak Kota Malang, Jawa Timur ini terjadi pertempuran antara Tentara Pelajar Indonesia (TRIP) dengan pasukan Belanda.

Akibat pertempuran tersebut 35 pejuang TRIP gugur yang dimakamkan di TMP TRIP di sini.

Destry menuturkan, penetapan Hari Berani Pemuda Membela Tanah Airnya ini penting agar masyarakat, khususnya generasi muda untuk tetap mengingat jasa-jasa pahlawan di kotanya.

“Kami tentu menyambut baik langkah Pemkot Malang yang akan memasukkan sejarah perjuangan TRIP ini ke dalam muatan lokal sejarah di tingkat SD dan SMP,”tuturnya.

Ia lantas menyampaikan perjuangan para pelajar hingga banyak yang gugur tersebut merupakan bukti bahwa arek-arek Malang sejak dahulu sudah punya keberanian dan semangat juang tinggi.

“Makanya sudah selayaknya kita bersyukur, mengapresiasi dan mengisi perjuangan mereka,” tegas wanita yang juga Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia ini.

Berita Terkait :  Presidium IKA UPN Veteran Jatim dan IKA Se Fakultas UPN Veteran Jatim Pernyataan Sikap Netralitas dalam Pilkada 2024

Destry menegaskan bahwa upaya ini merupakan tanggungjawab sebagai putra-putri MasTRIP agar perjuangan ini terus berlanjut.

“Apalagi saat ini sudah ada generasi ketiga yang sudah masuk ke dalam kepengurusan kami,” tandasnya.

Rangkaian kegiatan MasTRIP ini sudah dimulai sejak 20 Juli dengan mendatangkan siswa TK, SD dan SMP serta pemberdayaan UMKM lewat bazaar dan menggelar sarasehan di Museum Brawijaya pada 29 Juli 2024. Sementara pada 31 Juli diselenggarakan sejumlah agenda mulai renungan suci yang diikuti beberapa komunitas dan ditutup dengan ziarah dan tabur bunga dipimpin Dandim 0833 Kota Malang.

Wakil Ketua Umum Paguyuban Mas TRIP Jawa Timur Hendy Hendriono menambahkan, bahwa tanggal 31 Juli memang patut ditetapkan sebagai Hari Besar Daerah Kota Malang.

“Hari Besar tersebut merangkai seluruh sejarah kebesaran bangsa sejak zaman Singosari hingga perang kemerdekaan untuk membangun masa depan Malang,” urainya.

Sementara Pj. Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan, bahwa Pemkot Malang sangat mengapresiasi perjuangan TRIP ini. Dikatakan Wahyu, dari sarasehan yang digelar, ia sudah memerintahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang untuk segera mengambil sejarah perjuangan para pahlawan TRIP ini sebagai muatan lokal sejarah pada semester depan untuk siwa SD dan SMP.

“Kami juga mengundang guru sejarah dalam sarasehan tersebut, dengan harapan muatan lokal ini nantinya dapat melebar hingga ke jenjang SMA maupun perguruan tinggi,” ungkapnya.

Berita Terkait :  UB Rumuskan Rekomendasi Penegakan Demokrasi Pilkada Serentak 2024

Kota Malang sudah bahkan mengajukan dua pahlawan yang berasal dari Malang, yakni Mas Isman dari Mas TRIP dan Mayor TNI Hamid Rusdi. Sementara untuk penetapan Hari Besar Daerah terkait pertempuran Mas TRIP di Kota Malang pada 31 Juli akan dibicarakan dahulu dengan wakil rakyat di DPRD.

“Tapi saya optimis akan lolos,” tukas Wahyu.

Ia berharap para generasi muda kota Malang dapat meneruskan jiwa patriotisme dari para pahlawan dan menekankan pentingnya sejarah pertempuran TRIP ini sebagai target muatan lokal untuk siswa sekolah. Apalagi, tambahnya, dengan akses sosmed yang terbuka ini anak-anak sejak usia SD harus ditanamkan bahwa kemerdekaan ini diperoleh dengan semangat perjuangan tinggi, bukan hadiah dari Belanda.

“Nanti akan ada koordinasi dari Pemkot dan TNI agar masuk kurikulum mata pelajaran sejarah,” ucap Wahyu.

Dandim 0833/Kota Malang Letkol Arm Aris Gunawan,M.Han menyambut baik wacana ini, bahkan dirinya juga ikut bangga sebagai arek Malang.

“Mewakili Pangdam V Brawijaya, saya bisa membantu bahan-bahan dan data yang diperlukan, sehingga nanti informasinya lengkap bagi generasi muda,” ujarnya.

Dandim juga menjelaskan masih tanda atau ‘tetenger’ sejarah perjuangan para pahlawan di Kota Malang selain sejumlah monumen yang sudah ada.

“Seperti di SD Madyopuro 3 sebenarnya ada sumur maut, yang sebagian sudah menjadi menjadi bangunan sekolah. Mungkin ke depan bisa dijadikan tanda atau monumen sejarah perjuangan bangsa,”tandasnya. [gat]

Berita Terkait :  Dana DAK Rp5,8 M untuk SMPN 5 Ditarget Selesai Akhir Tahun Ini

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img