Merujuk Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, kemarau di Jawa Timur dan sekitarnya masih berlangsung hingga Agustus 2024 mendatang. Selanjutnya pada September nanti diperkirakan mulai memasuki musim peralihan dari kemarau menuju musim hujan. Puncak musim kemarau diprakirakan masih terjadi hingga Agustus.
Berangkat pada situasi tersebut, maka dihimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan terutama pada siang hari. Kondisi cuaca yang cukup panas rentan terhadap gangguan kesehatan. Kepada masyarakat bila beraktivitas di luar ruangan diharapkan agar selalu memakai tabir surya (sunscreen).
Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar tidak membakar sampah sembarang, serta tidak membuka lahan dengan cara membakar karena akan berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan. Beberapa wilayah di hujan di Jawa Timur acap kali terjadi kebakaran hutan karena pembakaran lahan yang serampangan. Demikian juga dengan aktivitas warga dalam melakukan pembakaran sampah di lingkungan pemukiman penduduk juga diharapkan selalu hati-hati. Artinya masyarakat hendaknya selalu waspada terhadap potensi kebakaran akibat adanya angin kencang yang masih dapat terjadi di beberapa wilayah.
Seperti kita ketahui, musim kemarau saat ini adalah periode yang sering ditandai dengan cuaca panas dan kering yang ekstrem. Selain meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, musim kemarau juga mengancam pasokan air bersih, pertanian, dan ekosistem alam. Karena itu, kita semua tentu sepakat agar dalam musim kemarau ini dapat menghemat penggunaan air, serta mewaspadai dan mengantisipasi potensi kebakaran yang rawan terjadi selama musim sering ini.
Selain itu, cuaca panas seperti yang terakhir dalam beberapa waktu terakhir di Surabaya juga bisa berdampak pada gangguan kesehatan seperti dehidrasi parah, demam, batuk, flu, pilek, hingga pusing dan mata berkunang-kunang. Karena itu, kita semua perlu mewaspadai secara dini dampak dari musim yang kini sedang terjadi seperti yang disampaikan BMKG.
Adapun langkah-langkah yang bisa menjadi cara untuk mengatasi dampak cuaca panas saat musim kemarau terhadap kesehatan, antara lain, minum air secukupnya; mengurangi minum minuman berkarbonasi, beralkohol, dan berkafein; menghindari kontak langsung dengan sinar matahari; menggunakan kaus oblong yang berwarna cerah; sebisa mungkin berteduh pada pukul 11.00 sampai 15.00; serta menggunakan sunscreen jika akan beraktivitas luar rumah.
Untuk menghindari terjadinya kebakaran saat musim kemarau seperti saat ini, sekali lagi kita juga tak boleh membakar sampah sembarangan, dan tidak membuka lahan dengan cara membakar karena akan berpotensi terjadi kebakaran. Jika terjadi angin kencang, kita juga harus segera menjauh dari pohon-pohon besar yang tinggi atau papan baliho yang rawan ambruk. Sebab, tak jarang angin kencang yang terjadi saat musim kemarau bisa menumbangkan pohon dan tiang listrik atau menerbangkan atap rumah terutama yang konstruksinya kurang kokoh. Dengan cara itu, mudah-mudahan kita terhindar dari dampak angin kencang tersebut.
———– 000 ————-