26 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Maestro Seni Rupa Kota Batu Menginspirasi Generasi Muda dalam Pameran Tunggal

Kota Batu, Bhirawa
Galeri Raos Kota Batu kembali menjadi representasi dan saksi perjalanan seni sang maestro seni rupa asli Kota Batu, Djoeari Soebardja.

Sebanyak 23 karya lukis sang maestro dipamerkan dan bisa dinikmati warga dan wisatawan yang mengunjungi Kota Wisata Batu (KWB).

Tak terkecuali pengamat seni rupa sekaligus politikus senior kota ini, Nurrochman yang mengapresiasi yant selalu mendukung perkembangan seni rupa KWB.

Kehadiran pameran tunggal ke-7 dari Cak Djoe, sapaan akrab Djoeari Soebardja, menjadi sebuah kebahagiaan bagi para pecinta dan praktisi seni rupa Kota Batu bahkan luar daerah. Bahkan mereka memberikan status perhelatan pameran tunggal ini sebagai claud maker.

“Kami meminjam frasa cloud maker yang dibahasakan sebagai pembuat awan. Awan yang merupakan proses alamiah yang dipakai untuk mewakili keteduhan, persatuan, harapan, rejeki, dan untuk semua makhluk. Selaras dengan karakter dan karya Cak Djoe,” ujar Zuhkhriyan Zakaria, pelaku seni yang pernah berproses bersama sang maestro, Rabu (17/7).

Frasa tersebut dirangkum dan disepakati oleh rekan-rekan Cak Djoe dan siswa yang pernah berproses bersama. Mereka sepakat bahwa cloud maker menandai rasa bersyukur atas diberikannya berkah tiada tara di usia ke-65 tahun dari Cak Djoe namun tetap mampu istiqomah berkarya, berpameran, mengajar, dan berorganisasi seni.

Cak Djoe mampu menghadirkan karya sejak periode tahun 1977 hingga kini. Dan dalam pameran tunggal saat ini ada 23 karya lukis dan 11 sketsa yang bisa dinikmati penikmat seni rupa hingga 28 Juli 2024.

Berita Terkait :  Bavaria Rotan, Bisnis Aneka Kriya yang Mengedepankan Sentuhan Tangan

Dan pameran tunggal ini juga menjadi media berbagi cerita dan pengalaman melalui penerbitan buku Djoeari Soebardja Sang Penebar Virus (2024). Buku yang diterbitkan penerbit Nyala berisi 30 judul kontribusi dari 37 penulis.

“Pameran Cloud Maker adalah buah do’a tentang sumber kehidupan. Perjalanan dari uap air kesabaran, mengkristal dalam keteguhan, berkumpul bagai gotong royong dan terbawa oleh angin cinta kepada siapa yang membutuhkan,” ungkap Zukhriyan.

Ditambahkan pengamat dan politikus senior Kota Batu, Nurrochman hahwa seniman bernama Djoearisubardja adalah seorang maestro asli dari Kota Batu. Bahkan sang maestro ini sudah banyak dikenal baik di lokal maupun internasional.

“Saya tahu persis bagaimana pak Djoe dengan karya-karyanya sering menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat serta keindahan alam Indonesia. Gaya lukisannya cenderung realistik dengan penggunaan warna-warna yang hidup dan komposisi yang dinamis,” ujar Nurrochman.

Seperti halnya pameran kali ini yang merupakan buah karya perjalanannya dari tahun 1977 hingga sekarang. Pameran tunggal bertajuk ‘Titik Sewidak Limo’ ini juga menjadi peringatan ulang tahun Cak Djoe ke-65 tahun.

“Kalian semua wajib datang ke Galeri Raos. Dan selamat ulang tahun yang ke 65 cak Djoe serta selamat atas pameran tunggalnya. Semoga karya-karyanya menginspirasi bagi masyarakat Kota Batu, khususnya generasi muda,” tandas Nurrochman yang digadang akan berkontestasi di Pilkada Kota Batu 2024. [nas.dre]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img