Pasuruan, Bhirawa
Krisis air bersih di sejumlah wilayah di Kota Pasuruan yang tak menyala selama berbulan-bulan mendapat atensi khusus dari Direktur PDAM Kota Pasuruan, Yoyok Widoyoko, Kamis (4/7).
Selain masalah kebocoran jaringan pipa PDAM, Yoyok mengungkapkan , debit air dari SPAM Umbulan mulai menurun.Yyang dikhawatirkan , lanjutnya, adalah kondisi Kota Pasuruan dalam 5 hingga 10 tahun ke depan.
“Air mata Umbulan yang dikelola PT Meta saat ini masih kekurangan kapasitas, bagaimana dengan Kota Pasuruan 5 hingga 10 tahun ke depan. Ini harus menjadi perhatian semua pihak termasuk pemerintah,” jelas Yoyok Widoyoko.
Yoyok menegaskan pihaknya kini sedang mencari solusi untuk menambah kapasitas atau menaikkan debit air. Ditekankan bahwa upaya tersebut membutuhkan kerjasama dan dukungan dari semua pihak hingga pemerintah.
Pada kesempatan tersebut, Yoyok membantah terkait kurangnya komunikasi dengan anggota DPRD Kota Pasuruan.
Menurut Yoyok, dirinya sudah menyampaikan kekurangan anggaran pengelolaan saat kajian RPJD bidang SPAM Kota Pasuruan.
“SPAM itu masih kewajiban pemerintah. Sedangkan untuk PDAM sendiri menjadi operator dari SPAM,” kata Yoyok Widoyoko.
Adapun untuk menyalurkan dan melaksanakan pemenuhan hak dasar menjadi kewajiban pemerintah Kota Pasuruan.
“Anggaran APBD PDAM tidak langsung, aksesnya melalui dinas. Mulai dari Perkim, PU dan Bapelitbangda dan itu sudah saya sampaikan. Sebab, dalam penyaluran dan melaksanakan pemenuhan hak dasar itu merupakan kewajiban pemerintah,” papar Yoyok Widoyoko.
Sedangkan terkait pipa bocor, Yoyok menyampaikan , kendala utamanya adalah pipa bocor hingga masalah teknis terkait debit air. Imbasnya adalah aliran air tidak bisa sampai ke rumah-rumah pelanggan.
“Kita setiap hari terus berupaya semaksimal mungkin dengan mengurangi kebocoran. Di lapangan, ditemukan banyaknya pipa yang bocor di jaringan yang mengarah ke rumah pelanggan,” ujar Yoyok Widoyoko. [hil.gat]