Kota Probolinggo, Bhirawa
Lokasi geografis Indonesia yang strategis serta potensi sumber daya laut yang melimpah menjadikan Belanda tergiur untuk datang puluhan tahun yang lalu menjajah negara Indonesia dengan membawa serta menerapkan segala kebijakannya pada tahun 1942 yang dibawa VOC untuk kepentingan kolonialisme di Hindia Belanda. Salah satu praktik yang dilakukan untuk mendukung praktik kolonialisme dengan pembentukan enam belas gemeente.
Gemeente atau Guminta dalam Bahasa Jawa adalah istilah dalam bahasa Belanda dan merupakan sebuah nama pembagian administratif yang dalam bahasa Indonesia. Kata ini kurang lebih bisa diterjemahkan dengan “kotamadya”.
Salah satu warga Kota Probolinggo bernama Ahmad, mengakui, Probolinggo menjadi salah satu wilayah yang mendapat pengaruh praktik berpola gementee oleh Belanda karena letak geografisnya yang tergolong strategis dan memenuhi faktor dari penentuan pembentukan gameente yang pelaksanaannya dimulai pada tahun 1905.’ Ada beberapa faktor yang menentukan tersebut, yakni faktor keuangan, penduduk dan keadaan wilayah,” tutur Ahmad.
Kota Probolinggo sendiri, sebut Ahmad, kala itu mempunyai julukan sebagai kota pelabuhan yang digunakan untuk menampung hasil perkebunan juga hasil laut dan mengekspor hasil bumi tersebut di Probolinggo. “Pelabuhan Probolinggo terletak di kecamatan Mayangan, Kelurahan Mayangan,” tuturnya.
Masih kata Ahmad, pelabuhan ini dikenal sebagai Pelabuhan Tanjung tembaga yang memiliki karakteristik aktivitas bongkar muat barang kebutuhan pokok untuk masyarakat Probolinggo seperti bahan-bahan mentah. Walau terbilang pelabuhan kecil dan tak sebesar pelabuhan di Surabaya. “Ya, pelabuhan Probolinggo kala itu memegang ekspor impor hasil-hasil bumi yang cukup tinggi untuk wilayah Hindia Belanda bagian timur khususnya Jawa Timur,” imbuhnya.
Pria paro baya itu menegaskan, kegiatan impor dan ekspor itu membuat Pelabuhan Probolinggo memiliki potensi sebagai tempat pengiriman barang dan dijadikan sebagai pintu keluar masuknya komoditas komoditas perdagangan Belanda dan didukung infrastruktur yang mumpuni seperti kereta api yang membawa barang-barang menuju ke wilayah pelabuhan serta pembangunan jalan beraspal. “Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pengangkutan barang,” terang Ahmad.
Hal ini menjadikan pelabuhan Probolinggo, kupas pria berkumis itu, cocok menjadi tempat berlabuh kapal-kapal untuk berbagai kegiatan seperti kegiatan perdagangan perekonomian dan kegiatan Angkatan Laut. Sebagai daerah gameente, Bidang ekonomi menjadi perhatian penting untuk berjalannya dan berkembangnya anggaran. Ini sebagai upaya pembangunan kota. “Pelabuhan Probolinggo memegang peranan penting dalam kegiatan ekspor dan impor hasil-hasil bumi dari Probolinggo dan juga wilayah-wilayah sekitarnya pada kala itu,” pungkas Ahmad.[mg-13.ca]