Kab Malang, Bhirawa.
Kabupaten Malang merupakan salah satu di Jawa Timur (Jatim) yang banyak memiliki Sumber Daya Alam (SDA) melimpah. Baik itu pertanian, perkebunan, perikanan, hutan, dan laut. Sehingga dengan SDA yang dimiliki, maka Kabupaten Malang memiliki beragam unggulan yang tidak hanya dibidang pertanian, namun juga perkebunan. Seperti perkebunan kopi yang menghasilkan kopi unggulan sejak jaman penjajahan Belanda silam. Bahkan, kopi asal Kabupaten Malang sudah dikenal di negara-negara Eropa, salah satunya Kopi Amstirdam (Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, Dampit) atau yang diperoduksi petani diempat kecamatan tersebut.
Kopi yang diproduksi oleh petani Kabupaten Malang memiliki keunggulan dari segi kualitas. Namun, ada beberapa produksi kopi yang belum bisa memenuhi tantangan kebutuhan ekspor. Hal ini disebabkan banyak faktor, diantaranya kuantitas produk dan proses olah yang belum sesuai standar.
Hal ini yang disampaikan, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Minggu (7/1), kepada wartawan. Sementara, kata dia, Kabupaten Malang memiliki peluang ekspor produksi kopi hingga mencapai 43 ribu ton per tahun. Tapi hal itu belum mampu dicapai, karena kemampuan produksi kini masih seberat 13 ribu ton per tahun.
“Sebab, kebutuhan ekspor kopi seberat 43 ribu ton per tahun. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan ekspor kopi tersebut, tentunya masih ada kekurangan 30 ribu ton kopi. Dan untuk memenuhi kebutuhan ekspor kopi itu, maka harus dibutuhkan pendampingan pada petani kopi,” tuturnya.
Dalam pendampingan tersebut, Didik berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bisa bekerjasama dengan perusahaan yang membutuhkannya. Salah satunya adalah tempat produksi kopi terbesar, seperti perusahaan kopi di wilayah Kecamatan Dampit dan Turen. Dengan begitu, untuk mencapai standar ekspor kopi ada strategi khusus yang harus kita sampaikan kepada petani. Misalnya, bagaimana proses panen yang baik, meski mereka sudah paham. Dan yang perlu ditekankan kepada petani yakni setelah panen yang kemudian penjemuran sampai roasting.
“Produksi kopi asal Dampit saat ini sudah dirasakan masyarakat Malang Raya, terutama pada usaha café. Sehingga kopi yang diproduksinya mampu memenuhi kebutuhan café. Sehingga dirinya mendorong agar ada peningkatan nilai tambah untuk dapat dipasarkan lebih luas lagi,” pintah dia, yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kabupaten Malang.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang Avicenna Medicica Saniputera menambahkan, untuk memperluas pemasaran kopi yang diproduksi oleh perusahaan kopi asal Kabupaten Malang, maka pihaknya telah melakukan mitigasi peluang untuk menaikkan potensi kopi ke pasar ekspor melalui industri eksportir yang sudah ada. Sedangkan ada dua perusahaan eksportir yang menjadi mitra Pemkab Malang.
Sehingga, lanjut dia, kedua mitra perusahaan tersebut, nantinya diharapkan ada peluang ekspor sesuai permintaan pasar bisa mencapai 43 ribu ton per tahun. Dan untuk bisa mencapai ekspor, tentunya perlu ada peningkatan kualitas. Dan pihaknya kini telah menjajaki kerja sama perusahaan eksportir lain untuk bisa ikut melakukan pendampingan petani, termasuk diantaranya petani milenial.
“Pemkab Malang sudah berupaya untuk memberikan pelatihan kepada komunitas perkebunan dan petani muda, yang total jumlah peserta sebanyak 6 ribu orang. Hal ini bertujuan untuk memotivasi peningkatan hasil produksi kopi dengan mengejar standar dan kualitas tinggi,” terangnya. (cyn.hel).