28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

100 Hari Kepemimpinan, Aminuddin – Ina Dwi Tunjukkan Aksi Nyata dan Inovasi

Pembayaran parkir di area car free day melalui Qris, Minggu (25/5) di alun-alun Kota Probolinggo. foto: Ayu Firdausiyah Ahmad/Bhirawa.

Kota Probolinggo, Bhirawa.
Sebagai tonggak pijakan yang menandai 100 hari pertama kepemimpinannya, Wali Kota Probolinggo Aminuddin – Wawali Ina Dwi memaparkan berbagai capaian kepada puluhan jurnalis, Kamis (5/6). Hal ini menjadi penting sebagai bentuk keterbukaan informasi, serta pertanggungjawaban amanah kepada masyarakat Kota Probolinggo.

Di hadapan para jurnalis, dr. Aminuddin menyampaikan secara gamblang bahwa revolusi pelayanan publik telah dimulai. Salah satu program yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat adalah percepatan santunan kematian. “Kini tidak ada lagi warga menunggu. Saya atau bu wakil datang setelah laporan dari kelurahan menyerahkan santunan Rp 750 ribu maksimal dalam 3 hari,” ujarnya disambut tepuk tangan.

Paparan itu disampaikan melalui dashboard publik digital dengan slogan “Bergerak Bersama, Mewujudkan Kota Probolinggo yang Tangguh, Berkelanjutan, Sejahtera, Modern dan Adaptif” yang bisa diakses melalui laman dashboard.probolinggokota.go.id.

Sebagai wujud nyata mereka dalam memegang tongkat estafet kepemimpinan yang dipercayakan masyarakat Kota Probolinggo, salah satu langkah inovasi yang telah diluncurkan khususnya dibidang ekonomi yakni, terwujudnya sistem pembayaran parkir non tunai berbasis QRIS dengan tajuk QRISPY (QRIS Parking Payment).

Praktisnya, sistem parkir dengan pembayaran non tunai ini tidak hanya mampu meningkatkan PAD, namun juga diharapkan mampu mempercepat pengolahan data serta memberikan kenyamanan dan kemudahan warga dalam melakukan pembayaran parkir.

Berita Terkait :  Gandeng Desainer Isyam Syamsi, Batik Kota Mojokerto Berhasil Melenggang di JMFW 2025

“QRISPY ini menunjukkan komitmen kami dalam membangun kota berbasis digital. Masyarakat kini bisa dengan mudah membayar parkir melalui aplikasi seperti OVO, Gopay, DANA, Bank Jatim, BCA, Mandiri, ShopeePay, LinkAja, dan lainnya,” terang Aminuddin saat peluncuran QRISPY, Minggu (25/5).

Kesehatan juga menjadi prioritas melalui program SISKIA Pro Cantik Reborn, kolaborasi RSUD dan Baznas, serta penambahan fasilitas dua rumah sakit. Program edukatif seperti “Nyerbu” (Nyemil Ikan Hari Rabu) dan Pos Lansia turut digalakkan.

Di sektor ekonomi, gerakan Gerebek PATRA mendorong ASN untuk berbelanja di pasar tradisional, memperkuat ekonomi lokal sekaligus membangun komunikasi antara pemerintah dan pedagang. “Inshaallah gerakan ini akan sangat bermanfaat bagi pembeli dan pedagang, khususnya terkait harga-harga sembako, ajang komunikasi, juga promosi sekaligus hiburan. Sehingga roda perekonomian semakin meningkat,” ujarnya, Senin (19/5).

Tiga inovasi ekonomi lainnya juga diperkenalkan, yakni Klinik UMKM untuk pembinaan usaha kecil, GO POINT (Probolinggo Potential Opportunity and Investment) sebagai portal digital peluang investasi, dan layanan drive thru MPP untuk mempercepat perizinan usaha mikro dan kecil.

“UMKM yang belum sehat kita pantau sampai kondisinya menjadi sehat. Berdasarkan catatan DKUP, banyak sekali UMKM yang perlu pembinaan. Fungsi klinik UMKM ini tujuannya mempermudah ekonomi baru,” tegas wali kota.

Adapun yang ketiga, layanan tanpa turun (drive thru) Mal Pelayanan Publik (MPP) yang ditujukan untuk mempermudah perizinan usaha berskala mikro dan kecil, seperti penerbitan NIB, KTP, dan KK.

Berita Terkait :  Pororo dan Alarm Sistem Halal

“Melalui akselerasi layanan ini, kami ingin mempercepat proses perizinan, khususnya bagi masyarakat Kota Probolinggo yang ingin berinvestasi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan,” tambah Aminuddin.

Ia menambahkan, masa 100 hari bukanlah garis akhir, melainkan permulaan. “Kami sudah merancang revitalisasi Alun-Alun, program 1 RW 1 Tossa, peningkatan honor RT/RW, dan penguatan ruang terbuka hijau,” ucap dr. Aminuddin.

Hal senada juga diungkapkan Ina dalam melaksanakan tugasnya sebagai wakil wali kota. “Pak Wali memberi ruang bagi saya untuk berperan aktif. Kami punya visi yang sama, dan itu menjadi kunci harmoni kami dalam bekerja. Kami tidak sekadar memimpin, kami bergerak bersama,” imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa mereka berdua hadir bukan hanya sebagai simbol kekuasaan, tetapi sebagai pasangan yang saling melengkapi untuk perubahan nyata. “Kami tidak berlomba panggung, tapi berpacu dalam pelayanan,” pungkas Ina Dwi Lestari. (adv. fir).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru