Tulungagung, Bhirawa.
Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) terus mengalami kenaikan di Tulungagung. Di minggu kedua bulan Januari 2025 ini sudah tercatat sebanyak 32 kasus DBD.
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, Kamis (9/1) mengungkapkan, prediksinya jika kasus DBD di Tulungagung sampai akhir Januari 2025 bisa mencapai 70 kasus. Di minggu kedua sudah ada 32 kasus. Itu artinya diprediksi sampai akhir bulan Januari bisa mencapai 60 sampai 70 kasus.
”Jika kemudian memang mencapai 70 kasus, menurut dia, kasus penyakit DBD bulan Januari 2025 dibanding tahun sebelumnya di bulan yang sama mengalami peningkatan. Bulan Januari tahun lalu tercatat 56 kasus,” katanya.
Desi Lusiana mengakui penyakit DBD di Tulungagung mulai mengalami peningkatan tajam sejak bulan Oktober 2024. Bahkan pada tahun 2024 jumlah kasusnya secara keseluruhan mencapai 1.440 kasus. Meningkat tajam dari tahun 2023 yang sejumlah 206 kasus.
”Untuk jumlah yang meninggal dunia pada tahun 2024 sebanyak 15 orang dan pada tahun 2023 sebanyak tiga orang meninggal dunia,” paparnya.
Desi berharap, kejadian kematian akibat DBD tidak terjadi lagi. Dan pada Januari 2025 ini dari 32 kasus DBD tidak ada yang sampai meninggal dunia.Sebisa mungkin kami tekan kematian akibat DBD. Saat ini kami meminta pada masyarakat untuk tanggap dan deteksi dini penyakit DBD. Jangan sampai terjadi keterlambataan dalam membawa pasien DBD ke pelayanan kesehatan.
Selain itu, lanjut Desi, Dinkes Tulungagung saat ini melalui semua Puskesmas di wilayah Kabupaten Tulungagung terus masif melakukan edukasoi dan tindakan. ”Mulai dari ledang (siaran keliling), pendampingan dan PSN (pemberantasan sarang nyamuk),” ucapnya.
Desi menyebut di dua minggu awal bulan ini sudah dilakukan fogging (pengasapan) di tiga tempat dalam kegiatan PSN. Gerakan PSN tersebut juga melibatkan semua pemerintah desa dan kelurahan di Tulungagung.
Menjawab pertanyaan, Desi menyatakan, dari 32 kasus DBD di Tulungagung di awal Januari 2025, dua kasus di antaranya sudah merupakan DSS (Dengue Shock Syndrome). ”Kronologi dua kasus itu, pasien sempat dirawat tetapi pulang. Seharusnya menjalani evaluasi, tetapi pasien tidak kembali,” tandasnya.
Sedang terkait daerah rawan DBD, ia menyatakan semua kecamatan yang berjumlah 19 kecamatan di Tulungagung rawan. Namun pasien DBD yang terbanyak berasal dari Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Kedungwaru. [wed.fen]