28 C
Sidoarjo
Tuesday, October 22, 2024
spot_img

Urgensi Penguatan Literasi Media Sosial

Oleh :
Asri Kusuma Dewanti
Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Malang

Seiring dengan meningkatnya pengguna internet, masyarakat semakin terhubung melalui berbagai platform media sosial. Internet ibarat pisau bermata dua, karena memungkinkan masyarakat berkomunikasi dan berinteraksi secara cepat, namun di sisi lain media sosial juga membawa dampak negatif untuk menyebarkan informasi hoax, ujaran kebencian, pemutarbalikan fakta, provokasi, serta hal-hal yang berkaitan dengan SARA, terorisme, dan sebagainya. Untuk itu, literasi media sosial menjadi semakin penting seiring meningkatnya jumlah pengguna internet.

Tingkat penetrasi dan pengguna internet
Penguatan literasi media sosial menjadi semakin penting di tengah meningkatnya jumlah pengguna internet, terutama mengingat dampak besar media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Media sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi sumber informasi, sarana hiburan, dan platform untuk berbisnis. Namun, penggunaan media sosial yang tidak bijak dapat membawa dampak negatif, seperti penyebaran informasi palsu (hoaks), perundungan siber, dan polarisasi sosial. Untuk itu, pemerintah wajib hadir memberikan literasi penggunaan media sosial ke seluruh lapisan masyarakat. Terlebih, tingkat penetrasi dan pengguna internet di negeri ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Menurut data survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2024 mencapai 221,56 juta orang, atau sekitar 79,5% dari total populasi Indonesia yang diperkirakan 278,7 juta jiwa. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2023, yang tercatat sebesar 78,19%. Peningkatan pengguna internet di Indonesia terus konsisten dalam lima tahun terakhir, mencerminkan tren positif dalam adopsi teknologi dan akses informasi. Generasi Z (kelahiran 1997-2012) menyumbang pengguna internet terbesar, dengan penetrasi sebesar 87%, diikuti oleh generasi milenial dengan 93%.

Berita Terkait :  Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja

Lanjut, masih dari data survei APJII, prosentase tersebut terus mengalami peningkatan dari periode sebelumnya, tingkat penetrasi internet Indonesia pada tahun 2024 ini mengalami peningkatan sebesar 1,17%. Bila dilihat dari kategori gender di Indonesia, hasil survei menunjukkan kenaikan tingkat penetrasi internet untuk laki-laki pada 2022-2023 sebesar 79,32% dari total populasi laki-laki. Sementara itu, tingkat penetrasi internet untuk perempuan sebesar 77,36% dari total populasi perempuan di Indonesia. Selain itu, mayoritas pengguna internet berasal dari wilayah urban, dengan kontribusi 69,5%, sementara daerah rural menyumbang 30,5%.

Itu artinya, pengguna internet di negeri ini menunjukkan animo yang tinggi, serta semakin menandakan bahwa penetrasi internet di negeri ini semakin luas, baik di daerah urban maupun rural. Itu membuktikan bahwa aksesibilitas infrastruktur teknologi di negeri inipun terlihat semakin merata, dengan diimbanginya peningkatan penggunaan perangkat mobile. Mayoritas pengguna berasal dari wilayah urban, di mana penetrasi internet mencapai 69,5%, sementara daerah rural menyumbang sekitar 30,5%. Generasi muda, terutama Generasi Z dan milenial, mendominasi pengguna internet, yang menunjukkan adopsi teknologi yang kuat di kalangan generasi ini.

Melihat fakta yang demikian, maka perlu adanya proses literasi media sosial ke seluruh lapisan masyarakat, baik itu pelajar dan mahasiswa maupun masyarakat umum, sehingga media sosial yang kita pakai jauh lebih sehat dengan konten-konten positif yang membawa manfaat bukan saja bagi kita sendiri, tetapi juga bagi komunitas dan lebih dari itu bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Berita Terkait :  Reog "Jembatan" Budaya

Solusi menguatkan literasi media sosial
Salah satu ancaman terbesar di era digital adalah penyebaran informasi palsu atau hoaks. Media sosial memungkinkan informasi, baik benar maupun salah, menyebar dengan sangat cepat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat bisa memahami berbagai norma dan aturan dalam berkomunikasi dan berbagi informasi di dunia yang semakin terkoneksi ini. Dengan literasi media sosial yang baik, masyarakat dapat lebih kritis dalam menerima informasi dan melakukan verifikasi sebelum menyebarkannya. Dengan demikian, pengguna internet perlu dibekali kemampuan untuk memfilter, memahami, dan menganalisis informasi yang datang dari berbagai sumber di media sosial.

Salah satunya, dengan menghadirkan penguatan literasi media sosial pada masyarakat luas. Dengan memperkuat literasi ini, masyarakat tidak hanya akan lebih bijak dalam menggunakan media sosial, tetapi juga dapat mengurangi dampak negatif seperti penyebaran hoaks, cyberbullying, dan pelanggaran privasi. Untuk itu, pemerintah dan institusi harus mengambil langkah-langkah untuk mendukung inisiatif literasi digital melalui regulasi, edukasi, serta kerjasama dengan platform media sosial untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan produktif. Detailnya, berikut inilah Berikut beberapa solusi untuk menguatkan literasi media sosial yang efektif.

Pertama, menghadirkan pendidikan literasi digital di sekolah. Menerapkan literasi media sosial sebagai bagian dari kurikulum pendidikan adalah langkah penting untuk mendidik generasi muda. Sekolah dan institusi pendidikan perlu memasukkan literasi digital sebagai mata pelajaran atau modul dalam program pendidikan mereka. Dengan demikian, siswa akan mendapatkan keterampilan yang mereka perlukan sejak dini untuk menggunakan media sosial secara bijak.

Berita Terkait :  Humas di Era Digital, Sebuah Insight dari Pengeloloan Instagram @JATIMPEMPROV

Kedua, program edukasi dan kampanye sosial. Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok memiliki pengaruh besar dan dapat menjadi mitra dalam penguatan literasi. Beberapa inisiatif yang bisa dilakukan platform media social ini antara lain dengan melakukan kampanye literasi digital dalam kolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait untuk menyebarluaskan informasi tentang keamanan daring.

Ketiga, melalui penguatan peran keluarga. Artinya, keluarga memegang peran penting dalam membentuk kebiasaan digital anak-anak dan remaja. Sehingga, orang tua perlu diberikan pengetahuan tentang cara mendampingi anak-anak mereka dalam menggunakan media sosial.

Minimal melalui ketiga langkah solusi untuk menguatkan literasi media sosial tersebut diatas, besar kemungkinan jika mampu direalisaikan dengan baik dan maksimak melalui tindakan konkret, maka penguatan literasi media sosial mampu menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan bertanggung jawab dalam penggunaan media sosial. Sehingga, masyarakat bisa memanfaatkan potensi positifnya, serta berkontribusi pada lingkungan digital yang lebih sehat dan produktif.

————— *** ——————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img