Sidoarjo, Bhirawa
Sebanyak 567 lulusan Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sidoarjo diwisuda, Minggu (8/12). Mereka merupakan lulusan dari 592 program Diploma dan Sarjana dan 65 Magister termasuk 5 orang wisudawan berasal dari Warga Negara Asing (Thailand).
Rektor UMAHA dr. Hidayatullah Sp.N. menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan yang telah berhasil meraih gelar akademis jenjang diploma, sarjana dan Magister di UMAHA.
”Jawara Umaha harus bangga dengan Almamaternya, tetap optimis dan jangan lupa tetap menjaga hubungan baik antara mahasiswa dengan dosen harus tetap dipertahankan agar tetap berprestasi,” kata Rektor.
Kepada wisudawan Rektor menyampaikan target UMAHA tahun depan. Yakni masuk di 10 besar kampus terbaik PTS se-Jawa Timur, dan 3 besar di LPTNU. Untuk itu karakter dari UMAHA adalah Unggul dalam adab yang harus dibumikan, dan wujudkan untuk capai prestasi.
Dalam kesempatan tersebut, ada suasana duka dan haru menyelimuti prosesi wisuda ke-22 UMAHA ini, orang tua dari wisudawan Alief Yuda Karna datang menggantikan Alief yang telah meninggal dunia pada 28 Oktober 2024 lalu. Alief merupakan mahasiswa UMAHA dari Fakultas Teknik Program Studi Teknik Komputer. Ia juga telah menyelesaikan tugas akhirnya, tetapi dipenghujung masa kuliahnya Alief meninggal dunia karena sakit sehingga tidak bisa mengikuti prosesi wisuda.
Puncak pecahnya suasana terjadi ketika orang tua Alief mendapat panggilan maju ke panggung untuk menerima ijazah milik putranya. Seluruh wisudawan, dosen dan orang tua wali yang duduk berjejer terpaku menyaksikan prosesi tersebut. Tidak sedikit dari mereka yang menitikkan air mata dan ikut melafadzkan doa.
Muhammad Saiful Arif, S.Ds., salah satu perwakilan wisudawan dari Fakultas Teknik, Prodi Desain Komunikasi Visual mengatakan perjalanan yang dihadapi dan dilalui untuk menuju prosesi wisuda tentu tidak sama bagi setiap orang karena ada yang berjuang dengan kondisi hilangnya orang terkasih, ada juga yang harus berjuang dengan kesusahan ekonomi dan ada juga yang bekerja keras memutar otak untuk menyelesaikan studi.
“Tanggung jawab kita sebagai mahasiswa mungkin telah usai, namun tanggung jawab sebagai sarjana dimana terpampang gelar tersebut di belakang nama kita tetaplah belum usai, kita sekarang ini memiliki tanggung jawab di pundak kita masing-masing,” ujarnya.
Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para Dosen dan tenaga kependidikan yang telah membantu kelulusan dirinya dan rekan wisudawan lainnya. Ia pun meminta dukungan dan doa agar nantinya bisa menjadi alumni yang bisa membanggakan bagi almamater. [ina]