25 C
Sidoarjo
Thursday, December 5, 2024
spot_img

TPA Supit Urang Kota Malang Kerap Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah dari Daerah Lain

Kota Malang, Bhirawa
Konsep Sanitary Landfill diterapkan di TPA Supit Urang untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan, telah banyak dipelajari oleh daerah lain.

Bahkan, TPA Supit Urang Kota Malang yang bersinergi dengan Pemerintah Jerman melalui program Emission Reduction in Cities-Solid Waste Management (ERIC-SWM) mendapat dukungan pendanaan yang mencapai 250 M.

Peraturan Daerah Kota Malang pada tahun 2023, yaitu semua hasil pengelolahan sampah dapat membantu Pendapatan Asli Daerah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noorahman Wijaya mengutarakan Pemerintah Kota Malang saat ini tengah bekerja sama dengan bank dunia dan menerima proyek pengelolahan sampah dalam bentuk Refused-Derived Fuel (RDF) dengan peruntukan dana senilai 185 M untuk Kota Malang.

Rahman, menyampakan kepada perwakilan Pemkab Bogor saat berkunjung ke Kota Malang, akhit pekan kemarin.

Ia lantas menyampaikan,

Program Tempat Pembuangan Sampah Terpadu RDF ini sudah diikuti Kota Malang sejak tahun 2023 dan berprogres hingga tahun ini menjalani tahap kajian, yang artinya Kota Malang akan melakukan pemantapan pada tahun 2025 mendatang untuk siap dieksekusi pada tahun 2026 pada bulan ke-9.

Sebagai informasi, kunjungan kerja ini khusus diagendakan Pemkab Bogor untuk melakukan studi lapangan terkait sistem penanganan pengelolahan sampah yang ada di Kota Malang.

Asisten II Pemkab Bogor, Suryanto Putra menyampaikan bukan tanpa alasan Kota Malang menjadi salah satu kota rujukan yang dituju. “Sudah tepat bagi kami menjadikan Kota Malang sebagai referensi, karena memang luar biasa Kota Malang bisa sampai menjadi pilot project program LSDP” ungkapnya.

Berita Terkait :  Presiden Jokowi Resmikan Rehabilitasi, Renovasi, dan Pembangunan 18 Venue PON XXI di Aceh

Kondisi penanganan sampah saat ini di wilayah Kabupaten Bogor. yang terdiri dari 40 kecamatan, 435 desa, dan jumlah penduduk yang begitu besar, tentu juga menghasilkan ribuan sampah yang juga sama besarnya.

Kekhawatiran Suryanto mengenai kendala jumlah TPA dengan jarak jangkauan yang cukup luas. “Kami hanya mempunyai satu TPA, sedangkan lahannya sudah habis. Beban jarak yang luar biasa, biaya transportasinya pun juga besar.” ungkap Suryanto.

Tidak berhenti sampai masalah pendanaan, Kabupaten Bogor juga sedang mencari solusi untuk mobilitas yang terhambat akibat musim hujan yang berakibat longsor.

Rombongan diajak melihat langsung ke area dan proses pengelolahan sampah yang ada di TPA Supit Urang.

Secara terpisah, Pj. Walikota Malang, Iwan Kurniawan, ST, MM turut menyambut baik kunjungan kerja dari Pemkab Bogor tersebut. Ia mengatakan bahwa penanganan sampah harus dilakukan lebih intensif mengingat setiap hari Kota Malang menghasilkan sampah sekitar 700 ton namun saat ini yang masih bisa diintervensi 35 ton. Untuk Itu, koordinasi terkait program Local Service Delivery Improvement Program (LSDP) dan Persampahan di TPA Supit Urang harus terus kita kawal bersama.

“Kehadiran rombongan Pemkab Bogor di Kota Malang alan menjadi motivasi kita bersama untuk segera menuntaskan persoalan persampahan di Kota Malang. Kita belajar bersama; wujudkan tata kelola sampah yang nantinya diharapkan akan menjadi percontohan bagi kabupaten kota lainnya di Indonesia” tuturnya. [mut.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img